MOHON maaf kepada Anda yang tidak paham bahasa Jawa. Akhir-akhir ini lanskap politik Indonesia memunculkan banyak kosakata bahasa Jawa. Setelah Presiden Joko Widodo memopulerkan narasi ” ojo kesusu”, sekarang muncul diksi baru ” kemlinthi”.
Ojo kesusu disampaikan Jokowi dalam rakernas relawan Jokowi, ”Projo”, di Magelang beberapa waktu lalu. Dengan diksi itu, Jokowi dianggap telah melempar kode keras dukungan terhadap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menjadi suksesornya. Secara tidak kebetulan, Ganjar juga diundang untuk menghadiri acara itu. Akibat ungkapan ojo kesusu tersebut, kabarnya kubu PDIP meradang. Ungkapan itu dianggap menantang otoritas PDIP. Ungkapan tersebut secara khusus membuat Megawati Soekarnoputri sebagai supremo partai tersinggung. Dua petugas partai – satu ditugaskan sebagai gubernur dan satu ditugaskan sebagai presiden – dianggap mulai mbalela, melawan otoritas Megawati. Serangan balasan terhadap petugas partai yang mbalela langsung dilancarkan. Kubu PDIP menyerang balik melalui Masinton Pasaribu yang menyebut Jokowi sebagai penguasa bebal. Pernyataan itu dilemparkan Masinton setelah Jokowi menunjuk Luhut Pandjaitan sebagai komandan penanganan masalah krisis minyak goreng yang belum menunjukkan tanda-tanda selesai. Penunjukan Luhut banyak dipertanyakan berbagai kalangan. Sebab, sekali lagi Jokowi menunjukkan ketergantungannya yang besar kepada Luhut. Masinton tanpa tedeng aling-aling menyebut Jokowi sebagai penguasa bebal. Pasalnya, sudah berkali-kali Jokowi diingatan PDIP, tetapi tidak dihiraukan. Masinton yang jengkel langsung menyebut Jokowi sebagai penguasa bebal. Untung, Masinton tidak memakai istilah Jawa. Kalau memakai bahasa Jawa, ia akan menyebut Jokowi sebagai penguasa ndablek. Kolega Masinton di DPR RI, Trimedya Panjaitan, kemudian menyusul melakukan serangan balik dari posisi sayap. Kali ini yang diserang adalah Ganjar Pranowo yang dianggap sebagai protege, ’anak asuh Jokowi’. Trimedya menyebut Ganjar kemlinthi. Artinya, banyak tingkah alias overacting. Dalam bahasa milenial, kemlinthi adalah songong alias congkak. Entah kebetulan atau tidak, dua penyerang PDIP itu sama-sama berlatar belakang etnis Batak. Masinton berani menyerang Luhut dan Jokowi, sekarang Trimedya menyerang Ganjar. Kali ini Trimedya sengaja memakai diksi Jawa supaya serangannya lebih mengena. Ganjar disebut kemlinthi alias songong karena tidak menghargai Megawati sebagai supremo partai. Ganjar dianggap melecehkan Megawati karena tidak meghiraukan perintahnya supaya fokus mengerjakan tugas sebagai petugas partai di Provinsi Jawa Tengah. Ketika terjadi banjir rob di Semarang dan sekitarnya, Mega menyentil Gajnar dengan mengatakan Ganjar ditugaskan sebagai petugas partai di Jawa Tengah untuk menyelesaikan persoalan-persoalan rakyat. Alih-alih menyelesaikan masalah rob, Ganjar ngelencer, keluyuran, melakukan road show ke Sumatera dan Sulawesi. Hal itu dianggap sebagai road show politik untuk mencari dukungan sebagai kandidat presiden. Belakangan ini memang lagi musim road show politik, dan Ganjar rupanya ketularan latah untuk ikut-ikutan melakukan road show. Itulah yang membuat Trimedya berang dan kemudian menyebut Ganjar kemlinthi. Serangan itu menjadi yang kesekian dilakukan PDIP terhadap Ganjar. Sebelumnya, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul ditugasi untuk melakukan serangan terhadap Ganjar. Pacul menyerang Ganjar dengan menyebutnya keminter dan kebanteren, ’sok pintar dan terlalu kencang dalam berlari’. Ganjar dianggap lalai atau abai dalam menjalankan tugas sebagai gubernur dan lebih asyik bermain media sosial untuk pencitraan. Ganjar tidak bereaksi atas serangan itu. Bukannya berhenti bermain medsos, Ganjar malah makin gencar menyosialisasikan diri. Kali ini Ganjar bereaksi terhadap serangan oleh Trimedya. Rupanya Ganjar terusik juga ketika dianggap tidak menghargai Megawati Soekarnoputri. Ganjar terusik karena disinggung soal pembangunan waduk Wadas yang bermasalah. Ganjar tidak nyaman ketika rekor kemiskinan di Jawa Tengah diungkit-ungkit. Ganjar gerah karena dianggap tidak bekerja maksimal selama delapan tahun menjadi gubernur. Dicegat wartawan, Ganjar berkomentar, ”Saya menghormati lah. Itu kan urusan copras-capres toh, itu. Capres itu di PDIP sudah jelas, itu urusannya ketua umum. Urusannya Bu Mega,” kata Ganjar Kamis, 2 Juni 2022. Coba perhatikan narasi yang dipakai Ganjar untuk merespons Trimedya. Ganjar menyebut frasa ”copras-capres” untuk menyebut perhelatan pemilihan presiden 2024. Frasa itu persis yang digunakan Jokowi menjelang pilpres 2014. Kali ini pun Ganjar memakai diksi itu. Ganjar tidak mengurus masalah ”copras-capres”, Ganjar mengurus masalah banjir rob yang belum selesai. Dua peristiwa berbeda, tetapi diksi yang dipakai sama. Ganjar – sengaja atau tidak – telah menempatkan diri sebagai ” cover version” Jokowi. Hubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan renggang dan retak akibat insiden ” ojo kesusu”. Mega tersinggung dan tidak hadir ke acara Jokowi yang menikahkan adik kandungnya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman. Puan Maharani juga tidak tampak hadir. Ketika Jokowi mengadakan upacara resmi memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, NTT, Megawati dan Puan juga tidak tampak hadir. Ibu dan anak itu juga tidak hadir secara virtual sebagaimana yang dilakukan Ganjar. Hal tersebut menimbulkan berbagai spekulasi bahwa hubungan Mega dengan sang petugas partai sudah mulai renggang. Siapa yang kesusu dan siapa yang kemlinthi? (*)Kemlinthi vs Ojo Kesusu
Sabtu 04-06-2022,05:00 WIB
Reporter : Dhimam Abror Djuraid
Editor : Yusuf Ridho
Tags : #pdip
#ojo kesusu
#megawati soekarnoputri
#kemlinthi
#jokowi
#ganjar pranowo tidak diundang pdip
#copras-capres
Kategori :
Terkait
Selasa 09-09-2025,11:01 WIB
Istana Bantah Reshuffle Prabowo untuk Singkirkan Orang-Orang Jokowi
Sabtu 06-09-2025,08:16 WIB
Arif Budimanta Meninggal Dunia, Politikus PDIP dan Eks Stafsus Jokowi
Sabtu 23-08-2025,16:04 WIB
Said Abdullah: Rotasi Sejumlah Ketua DPD PDIP Sesuai Aturan Partai
Minggu 17-08-2025,11:21 WIB
SBY, Jokowi, hingga JK Hadiri Upacara Perayaan HUT Ke-80 RI di Istana Merdeka
Terpopuler
Selasa 09-09-2025,08:00 WIB
Sinopsis The Long Walk: Kompetisi Jalan Kaki Paling Sadis di Dunia Buatan Stephen King
Selasa 09-09-2025,15:58 WIB
Massimiliano Allegri Siapkan 3 Formasi Baru Untuk Christopher Nkunku di AC Milan
Selasa 09-09-2025,09:54 WIB
Hari Kesadaran Pencegahan Bunuh Diri Internasional Tanggal 10 September 2025: Tema dan Sejarah
Selasa 09-09-2025,13:59 WIB
HungaRonaldo Buru Gol ke-943, Portugal Siap Gempur Hungaria di Puskas Arena!
Selasa 09-09-2025,10:37 WIB
Bocoran Spesifikasi Apple Watch Series 11, Penunjang iPhone 17 Pengawas Kesehatan
Terkini
Rabu 10-09-2025,07:41 WIB
Rating Pemain Prancis yang Kalahkan Islandia 2-1, Beda Nasib Mbappe-Tchouameni
Rabu 10-09-2025,07:13 WIB
Jujutsu Kaisen Season 3, 5 Pertarungan Paling Dinanti di Arc Culling Games
Rabu 10-09-2025,06:40 WIB
Maxwell Salvador Berikan Motivasi untuk Mahasiswa Baru dalam Pengukuhan PKKMB Untag Surabaya 2025
Rabu 10-09-2025,06:21 WIB
Rating Pemain Inggris Usai Hajar Serbia 5-0, Terbaik Bukan Harry Kane
Rabu 10-09-2025,06:00 WIB