Riset Hoaks, Kondisi Jeblok

Rabu 29-09-2021,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

Kasatreskrim Polres Pidie Jaya, Iptu Dedy Miswar kepada pers, Selasa (28/9/2021) mengatakan: "Pelaku kita tangkap tadi siang, di wilayah Pidie Jaya dan sekarang sudah dibawa ke Polres. Dia warga Pidie Jaya."

Pelaku pria inisial HM itu, mengomeentari sosmed yang mengumumkan bahwa Bharatu (anm) Muhammad Kurniadi Sutio, gugur ditembak KKB Papua.  Pengumuman di sosmed itu viral.

Di unggahan itu, tampak foto Bharatu Kurniadi. Foto tersebut disertai tulisan soal Bharatu Kurniadi yang telah gugur saat bertugas: "Telah gugur, pahlawan muda, putra Aceh yang bertugas di Papua."

Di kolom komentar, terlihat akun HM berkomentar. Out of topic. HM menyinggung, penerimaan anggota polisi dengan uang sogok.

HM menulis: "Apakah uang hasil menyogok, bisa dinyatakan husnul khatimah (meninggal dalam keadaan baik bagi seorang muslim)."

Komen tersebut membawa-bawa agama. Berdampak pecah-belah umat.

Komentar HM ternyata viral. Viralnya ini mengindikasikan dua hal. Warganet ingin tahu, sehingga melihat atau membagikan itu. Ataukah, warganet suka dengan komen semacam itu.

Seandainya, kenyataan di masyarakat menunjukkan pada nomor dua (suka) maka, inilah berbahaya. Untuk mengetahui kondisi sebenarnya tentang hal ini, harus dilakukan riset khusus.

Tapi, di unggahan tersebut ada yang komen kontra terhadap komen HM, begini:

"Tidak pantas kamu (HM) menghina orang yang sudah meninggal. Apalagi meninggal di medan tugas, mempertaruhkan nyawa demi bangsa dan negara Indonesia."

Komen kontra ini cukup melegakan masyarakat. Menandakan, bahwa ada yang tidak suka terhadap komen HM, yang menghina anggota Brimob yang gugur dalam tugas negara.

HM sudah ditangkap dan ditahan polisi. Iptu Dedi Miswar kepada pers, mengatakan, HM sudah diperiksa.

Apa hasil pemeriksaan polisi? "Dia (HM) ngaku nggak tahu yang dia komen itu salah. Setelah dia sadar, langsung dihapus. Kalau pengakuan dia, postingan itu paling ada sekitar 5 menit," jelas Dedy.

Maksudnya, HM (anggota Satpam di Medan) mengaku ia tidak merasa komennya sebagai penghinaan terhadap pahlawan pembela negara yang gugur dalam tugas. Bisa saja, ini pengakuan bohong.

Tapi, seumpama ia memang tidak paham, justru menandakan kondisi masyarakat kita, parah. Dengan pemahaman serendah itu, ia main medsos. Yang bisa mempengaruhi masyarakat luas.

Lalu, siapa (atau apa) yang paling berwenang meningkatkan pengetahuan masyarakat? (*)

Tags :
Kategori :

Terkait