Rian Ekky Pradipta memang lebih dikenal sebagai vokalis band D’Masiv. Kini, penyanyi 34 tahun itu mencoba menapaki profesi baru. Yakni sebagai produser. Talenta muda pertama yang sedang ia poles adalah arek Suroboyo bernama Weda Nanda.
WEDA NANDA adalah siswa homeschooling kelas 9. Pertemuan dengan Rian D’Masiv terjadi di tengah proses penggarapan sebuah film berjudul Musyrik pada pertengahan Juni lalu. Dalam film yang rencananya tayang awal tahun depan itu, Weda dan Rian sama-sama menjadi cameo. Ketika ngobrol soal musik, ternyata mereka nyambung.
Pertemuan tersebut ternyata berdampak signifikan bagi Weda maupun Rian. Setelah berdiskusi lumayan panjang, Rian merasa mendapat banyak insight. Ia merasa klik dengan Weda. Meski usia mereka terpaut 20 tahun. Berkat bocah 14 tahun itu, ia punya ide untuk membuat proyek bersama. Rian ingin mengorbitkan Weda. Lewat label baru bikinannya sendiri.
’’Saat pandemi ini kita harus lebih kreatif lagi. Apa yang bisa kita kerjakan harus segera dieksekusi,’’ ungkap Rian. ’’Kebetulan ada tawaran untuk membuat soundtrack film Musyrik. Sekalian saja labelnya juga kita buat sendiri. Kebetulan juga penyanyinya Weda Nanda yang belum ada label. Jadi lebih mudah, sekalian bikin production house sendiri,’’ paparnya.
Pelantun Cinta Ini Membunuhku itu percaya diri kalau Weda bisa sukses. Selain karakter vokalnya yang kuat, Weda juga disebut Rian sebagai sosok bermental baja untuk mengarungi dunia musik Indonesia. Pertemuannya dengan Weda mengingatkannya pada momen pertemuan Usher dengan Justin Bieber.
’’Saya melihat Weda bakal jadi besar di masa mendatang. Dia jago akting dan punya kemampuan bernyanyi,’’ puji Rian. ’’Sebenarnya banyak musisi muda yang bagus-bagus. Tapi, saya melihat dia punya mental yang cukup untuk mewarnai industri musik Tanah Air. Saya berharap akan ada warna baru dengan kehadirannya,’’ katanya
To Die For
Rian sudah belasan tahun mengarungi industri musik nasional. Ia memulai semuanya dengan membawa D’Masiv menjuarai ajang A Mild Live Wanted pada 2007. Bersama lima personel lain, D’Masiv masih terus aktif sampai sekarang. Tahun lalu, mereka merilis Kala Sang Surya Tenggelam dan Bersama Kita Kuat.
Selama lebih dari 13 tahun, D’Masiv pernah bekerja dengan berbagai label paling top di Indonesia. Misalnya Nagaswara, Trinity Optima, Aquarius Musikindo, hingga Musica Studios. Karena itu, ia cukup berpengalaman tidak hanya dalam membuat musik. Tapi juga membaca industri. Rian pun percaya diri merintis label rekaman sendiri.
Label rekaman itu diberi nama Semesta Musik Indonesia. Di sana lah Weda akan bernaung. Ia menjadi penyanyi pertama yang dikontrak Rian. Rencananya, Semesta Musik Indonesia akan diisi talenta-talenta muda lain.
Sebagai langkah pertama, Weda merilis single berjudul To Die For lewat Semesta Musik Indonesia. Lagu itu sudah disebarluaskan mulai 29 Agustus 2021 di semua platform dengar musik. Seperti Spotify, YouTube, dan lain sebagainya. Klip videonya di YouTube sudah ditonton nyaris dua juta kali sebulan setelah diunggah. Capaian yang lumayan bagi artis pendatang baru.
Rian sendiri yang menulis lagunya. Mengisahkan tentang cinta anak remaja kekinian. Judul lagunya memang berbahasa Inggris. Namun, Rian meyakinkan, bahwa seluruh liriknya berbahasa Indonesia. Materinya pun ringan sehingga mudah dipahami dan relatable buat kalangan anak muda.