Mereka berkeinginan sebagai wadah sharing bagi penghobi, penyayang, serta pecinta kelinci. Sekaligus menghubungkan praktisi seperti dokter hewan dengan anggota sehingga dapat menuntun penanganan apabila ada hal tidak diinginkan terjadi.
Guna menyebarkan atensi masyarakat, mereka juga membuka diri dalam kegiatan kolaborasi. SRC tercatat tergabung ke dalam SPEC atau Surabaya Petslover Community. Yaitu sebuah himpunan berisi komunitas-komunitas pecinta binatang di Kota Pahlawan.
Keikutsertaan bersama 12 perkumpulan lain tersebut sekaligus menyebarkan pemahaman untuk menghindari memelihara binatang yang dilindungi. Demi menggapai tujuan yang sudah dicanangkan, para anggota rutin melakukan kegiatan berkumpul.
Dalam kegiatan tersebut, biasanya para anggota sharing seputar kelinci mulai dari perawatan, cara beternak, hingga cara pengobatan ketika kelinci kesayangan jatuh sakit. Acara ini sudah mulai jarang dilaksanakan karena pandemi serta kesibukan para pengurus.
Namun, mereka tetap berkomitmen untuk memperlakukan kelinci dengan baik. Sedangkan untuk jenisnya, setiap anggota memelihara jenis kelinci yang beragam.Mmulai dari kelinci lokal, impor, hingga jenis kelinci hias yang biasa tampil untuk ajang kontes.
Bahkan, ada beberapa anggota yang juga mengembangbiakkan hewan imut ini. Namun, hasil pengembangbiakkannya tidak dijual untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Melainkan dipelihara sebagai hewan kesayangan atau diberikan kepada orang-orang yang benar-benar menyanyangi kelinci.
Mereka turut meramaikan sejumlah ajang perkumpulan hewan peliharaan lintas kota. Di antaranya Indo Rabbit Fest sampai East Java ARBA Rabbit Show. Satu kegiatan SRC yang sangat bermanfaat buat masyarakat adalah sosialisasi ke sekolah-sekolah.
”Biasanya anak-anak TK dan SD yang bersemangat melihat kelinci karena lucu. Di sekolah-sekolah itulah kami menjelaskan jenis-jenis sekaligus cara merawat. Memberi tahu bagaimana memperlakukan kelinci dengan baik,” cerita Yon. (Ajib Syahrian)