Merawat Kelinci dengan Kaidah

Selasa 12-10-2021,05:41 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Komunitas Surabaya Rabbit Club atau SRC menjadi wadah bagi penyayang dan pecinta kelinci. Anggotanya yang berasal dari Surabaya dan sekitarnya rajin menyebarkan pemahaman seputar kelinci.

Para anggota SRC tak hanya menganggap kelinci sebagai hewan lucu namun sudah seharusnya diperlakukan secara layak. Karena itu, anggota SRC berkumpul demi memberi edukasi kepada masyarakat tentang kelinci. Misalnya tentang cara perawatannya yang harus dibedakan dengan jenisnya yang beragam.

Terbentuk pada 23 Januari 2010, SRC telah membuat sejumlah acara sebelum pandemi. Dengan kegiatan itu, mereka berharap masyarakat makin cinta dengan hewan yang lucu dan menggemaskan. ”Kami terbuka bagi siapa saja yang memiliki kecintaan dan kasih sayang terhadap hewan pengerat ini,” kata Purwo Yon, humas.

Salah satu kegiatan pameran di mal. Para pengunjung biasanya tertarik karena imutnya hewan pengerat itu. (M Alim Huda/SRC untuk Harian Disway)

Apalagi banyak masyarakat yang memilihnya sebagai hewan peliharaan. Atau sekaligus berbisnis atau dengan tujuan memperjualbelikan kelinci demi keuntungan sebesar-besarnya. Makanya para penggiatnya datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pebisnis, sales kendaraan, pemusik, dan lain sebagainya.

Menurut Yon, SRC tidak memberi spesifikasi khusus bagi siapa saja yang ingin bergabung. Yang penting memiliki kesamaan serta kecintaan pada hewan lucu itu. Dasar utamanya tertuang dalam 5 Freedom for Rabbit. Pemahaman tersebut disusun dari bagaimana merawat kelinci dengan benar dan layak.

Termasuk sebagai dasar dari jargon paradise in your rabbit sebagai identitas komunitas. Pertama adalah freedom from hunger and thirst. Kelinci harus bebas dari kelaparan dan kehausan. Harus mendapat kemudahan suplai air minum dan makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dengan begitu, kesehatannya akan terjamin.

Selanjutnya, freedom from discomfort. Para pemelihara diharuskan menyediakan tempat tinggal dengan mengutamakan kenyamanan. Sebaiknya keliinci ditempatkan di lingkungan yang bersih serta layak. Menghindari adanya penempatan tidak semestinya sehingga kelinci jadi tidak nyaman.

”Selanjutnya adalah freedom from pain, injury, or disease. Pemilik kelinci harus berkomitmen mencegah dan sigap melakukan tindakan serta penyelamatan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap kelinci. Kehadiran kami di sini juga membantu anggota memberi tahu tindakan yang bisa dilakukan kalau terjadi sesuatu,” lanjut Yon.

Dirinya juga menjelaskan tentang freedom to express normal behavior. Memutuskan memelihara kelinci berarti menyediakan ruang gerak yang cukup. Termasuk fasilitas-fasilitas yang mendukung perilaku kelinci di alam bebas sebagai habitat asli.

Termasuk perihal perkawinan atau reproduksi. Kelinci memang dikenal sebagai hewan yang aktif dalam perkembangbiakan. Namun kesalahan penanganan dapat menjadikan ini sebagai ancaman yang beresiko kematian kalau tidak ditangani dengan baik.

Hal terakhir yang harus dipahami para pemelihara adalah freedom from fear and distress. Kelinci merupakan binatang dengan tingkat ketahanan mental yang rentan. Maka dari itu, SRC mengarahkan pemilik untuk memastikan semua aspek pendukung. Termasuk memberi perlakuan baik untuk mencegah kelinci mengalami stress.

Para pengurus yang datang dari berbagai kalangan. Mereka berkumpul untuk sama-sama mengedukasi masyarakat tentang merawat kelinci. (M Alim Huda/SRC untuk Harian Disway)

”Kami para anggota SRC mengajak Anda untuk peduli terhadap kelinci. Apalagi kalau sudah memilih untuk merawat yaitu dengan mengikuti kaidah-kaidah yang seharusnya dalam memelihara kelinci. Saya percaya kalau hewan senang, maka pemilik juga akan mendapatkan kebahagiaan. Jadi bisa saling mendapat timbal-balik,” sebutnya.

SRC memang benar-benar membuat panduan bagi para pemelihara. Karena memang visinya dari awal adalah sebagai barometer perawatan dan pemeliharaan kelinci di Surabaya dan sekitarnya.

Tags :
Kategori :

Terkait