Drone Ukraina Meledak di PLTN Kursk, Kapasitas Turun Separuh

Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kursk (PLTN), seperti yang terlihat dari kota Kurchatov di Wilayah Kursk, Rusia.--Reuters
HARIAN DISWAY - Sebuah pesawat nirawak (drone) Ukraina ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia pada Minggu 24 Agustus 2025, memicu ledakan dan kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Kursk di Rusia barat.
Ledakan itu merusak sebuah trafo tambahan, memaksa salah satu unit pembangkit mengurangi kapasitasnya hingga 50 persen.
Pihak pengelola fasilitas menyatakan, kebakaran berhasil dipadamkan oleh tim pemadam. Tidak ada korban jiwa akibat insiden tersebut.
Sementara itu, tingkat radiasi di area industri PLTN maupun wilayah sekitarnya tetap berada pada tingkat normal dan tidak mengalami perubahan.
BACA JUGA:Rudal Rusia Hantam Pabrik Elektronik AS di Ukraina, 15 Pekerja Terluka
BACA JUGA:NATO Bahas Jaminan Keamanan untuk Ukraina Pasca Perang
PLTN Kursk berlokasi sekitar 40 kilometer dari perbatasan Ukraina, di sebelah barat Kota Kursk yang berpenduduk lebih dari 440 ribu jiwa. Posisi strategisnya membuat instalasi nuklir ini menjadi salah satu titik yang rentan dalam konflik Rusia-Ukraina.
Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) berulang kali memperingatkan bahaya pertempuran di sekitar fasilitas nuklir.
Resiko kebocoran radiasi maupun kerusakan infrastruktur vital dinilai bisa menimbulkan dampak jauh melampaui zona perang.
Pengurangan kapasitas di PLTN Kursk terjadi setelah drone meledak saat menghantam area pembangkit.
Pihak pengelola menyebut, sistem keselamatan fasilitas bekerja sebagaimana mestinya, sehingga tidak ada ancaman langsung terhadap masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Mimpi Buruk Ukraina Semakin Nyata, Trump Desak Zelensky Serahkan Donetsk Pada Rusia
BACA JUGA:Trump-Putin Akhiri KTT Alaska Tanpa Kesepakatan Perang Ukraina
Belum ada pernyataan resmi dari pihak Ukraina mengenai serangan ini. Namun, Kyiv sebelumnya menegaskan bahwa operasi drone ke wilayah Rusia dilakukan sebagai bentuk balasan atas serangan berkelanjutan Moskow terhadap kota-kota di Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: