CUACA ekstrem dampak fenomena La Nina diantisipasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur. Terdapat tujuh sungai yang menjadi perhatian. Sebab diperkirakan meluap hingga menyebabkan banjir.
Tujuh sungai itu adalah Bengawan Solo yang terdiri dari 4 daerah aliran sungai, Kali Girindalu dan Kali Lorog di Pacitan, Kali Kecil di kawasan Pantai Utara, dan Kali Lamong. Lalu, Sungai Welang Rejoso, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampeyan, Sungai Brantas, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati.
”Kami sudah siapkan sejumlah logistik berupa peralatan. Sudah kami kirim ke kabupaten/kota yang dilewati sungai-sungai itu. Termasuk memasang early warning system,” jelas Kabid Logistik BPBD Jatim Sriyono, kemarin (3/11).
Menurutnya, fenomena La Nina memberi dampak luar biasa bagi curah hujan di Jawa Timur. Diperkirakan potensi kenaikannya 20-70 persen. Semua daerah yang dilewati oleh sungai-sungai tersebut harus diwaspadai. Misalnya, Sampang bakal rawan banjir apabila Sungai Madura meluap.
Oleh karena itu, sejumlah logistik seperti perahu karet dan tenda-tenda sudah dipersiapkan di masing-masing wilayah tersebut. Tidak lain untuk mengantisipasi terjadinya banjir. “Atau kalau terjadi bencana lain, kami sudah siap,” tandasnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menetapkan status siaga darurat bencana hydrometeorology melalui Keputusan Gubernur No 188/472/KPTS/013/2021. Dan telah berkirim surat ke bupati/wali kota. Bahkan, Senin (1/11) lalu, juga menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Bendungan Semantok, Kabupaten Nganjuk.
Khofifah mengatakan, BMKG telah memprediksi La Nina berlangsung hingga Februari 2022. Artinya, potensi curah hujan tinggi bakal berlangsung lebih lama. Dan kemungkinan banjir lebih cepat terjadi. Terutama sungai-sungai yang selalu menjadi langganan banjir.
”Jadi perlu penanganan antisipasi dan mitigasi secara detail terhadap sungai tersebut. Kalau ada sungai yang dangkal segera normalisasi. Penguatan sedimentasi di pinggir sungai dan pengerukan harus segera dilakukan. Pompa air di sungai tersebut juga harus bisa digunakan,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Sutarno memprediksi banjir rob bakal terjadi mulai hari ini hingga 8 November. Sebab, selama lima hari air laut pasang. Itu bakal berakibat terjadi genangan di pesisir Surabaya Timur hingga pesisir Sidoarjo.
”Pada bulan ini, genangan terjadi di malam hari. Mulai besok (hari ini, Red) sampai empat hari mendatang,” katanya. Namun, genangan akibat banjir rob diprediksi tidak terlalu tinggi. Sekitar 10-15 sentimeter saja di beberapa titik dekat bibir laut maupun pantai. Misalnya, di sekitar Kalimas Baru, Perak.
Ia mengatakan, kondisi tersebut masih aman bagi para nelayan yang ingin melaut. Kecuali jika gelombang tinggi. ”Lalu, cuaca jadi ekstrem dan angin kencang. Itu bahaya untuk melaut,” katanya. (Mohamad Nur Khotib)