KEMACETAN memang problem lazim di berbagai kota-kota besar. Misalnya di Beijing, Tokyo, atau New York. Agar tak membuat orang kian frustrasi, para produsen otomotif mulai melirik pembuatan mobil-mobil terbang.
Ambisi itu bisa lebih cepat tercapai. Tidak sekadar bayangan kosong dari film-film fiksi ilmiah.
HT Aero, rekanan XPeng, produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, sudah mendemonstrasikan mobil terbang itu bulan lalu. Mereka akan meluncurkan kendaraan berjenis electrical vertical takeoff and landing (eVTOL) tersebut pada 2024.
Menurut perusahaan itu, kendaraan itu didesain sangat ringan. Ia punya baling-baling yang bisa dilipat. Sehingga tetap bisa melaju di jalan raya kalau sedang tak mau terbang. Fitur keselamatannya cukup komplet. Misalnya, parasut. Harganya juga lumayan. ’’Cuma’’ sekitar 1 juta yuan (sekitar Rp 2,2 miliar).
Menurut biro konsultan McKinsey, saat ini sudah ada lebih dari 250 pabrik di seluruh dunia yang memproduksi kendaraan terbang. Dan jumlah itu terus bertambah.
Pada 2019, Geely dan Daimler—induk Mercedes—menginvestasikan duit senilai 500 juta euro (sekitar Rp 8 triliun) untuk memproduksi kendaraan terbang di Tiongkok. Dua bulan lalu, Geely juga menggandeng Volocopter, produsen kendaraan terbang yang sudah berdiri pada 2011, untuk membuat aneka suku cadang mobil terbang. Pabriknya dibangun di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan.
Jadi, tunggu saja pemandangan berubah tatkala kita menengadah… (Doan Widhiandono)