Mungkin dari situlah Bung Karno melihat keberagaman dari rakyatnya, sehingga ia menuliskan kalimat Bhinekka Tunggal Ika yang dicengkeram oleh kaki garuda. Sebagai simbol persatuan nasional.
Pada 26 April, saya kembali ke Surabaya. Terbang dari dermaga Ende. Saya lihat dari jendela pesawat, pulau-pulau itu semakin menjauh seolah perlahan tampak mengecil kemudian hilang dari pandangan.
Tapi kenangan itu tak pernah hilang dari hati. Saya telah berjanji pada anak perempuan di Lewoleba dan masih mengingatnya. Kelak, saya pasti kembali. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas/*)