Seluruh program itu semoga dapat terlaksana saat mereka bertugas sebagai Koko CIci Jawa TImur pada 2022. Oleh karena itu, setiap event yang dicanangkan harus bisa dilaksanakan secara bergantian dan tidak menyulitkan mereka.
Dianjurkan untuk memanfaatkan relasi dan kerja sama dengan pihak luar sebagai sponsor. Dengan begitu, mereka bisa jadi jembatan eksistensi organisasi Koko Cici Jawa Timur di mata perusahaan.
Ini menjadi modal berharga demi perkembangan mereka di masa mendatang. Sebab semua akan berada di pundak para finalis.
Olivia Faida, ketua panitia, menyampaikan bahwa finalis diharapkan bisa mengaplikasikan semua hal yang didapatkan selama masa pembekalan daring. Disempurnakan dengan masa karantina sebagai pembelajaran langsung.
Saat sesi karantina, finalis kembali mengunjungi House of Lea guna proses fitting pakaian adat Cheongsam dan Changsan. Kedua busana itu menjadi ikon para Koko Cici sebagai duta budaya tionghoa.
Warna merah mendominasi tampilan. Dipercantik dengan ornamen pendukung berwarna kuning. Riasan pun diatur sedemikian rupa agar mereka bisa tampil menarik di depan khayalak ramai. (Ajib Syahrian)