Di dalamnya juga terdapat berbagai fasilitas penunjang penghuni. Mulai dari bilik tempat tinggal, dapur umum, sampai gereja. Saat sore tiba, tempat peribadatan dijadikan sebagai area bermain bagi anak-anak yang menghuni Gedung Setan. Baru kemudian akan dibersihkan apabila ada kegiatan keagamaan.
Ada pula patung penyembahan di area belakang. Untuk mengakomodasi ibadah penganut agama Konghucu. Tapi, saat ini sudah tidak ada lagi karena mayoritas telah beralih ke Kristen Protestan atau Islam. Sehingga sekarang dijadikan sebagai tempat penyimpanan.
Marcel berharap agar masyarakat Surabaya dapat menjadikan Gedung Setan sebagai salah satu tempat pariwisata. Bangunannya memang seram, tapi penghuninya ramah dan terbuka dengan kedatangan tamu.
Itu dibuktikan ketika finalis Koko Cici Jawa Timur 2021 itu mampir. Ia disambut Pak Bimbim, salah satu penghuni. Ia menemani Marcel berkeliling. Sembari melihat-lihat dokumen sejarah Gedung Setan.
”Saya mengajak semuanya untuk melestarikan tempat pariwisata budaya Tionghoa di Jawa Timur, khususnya Surabaya. Agar lestari dan lebih dikenal masyarakat luas," sebutnya. (Ajib Syahrian)