ERNANDO Ari Sutaryadi ternyata pernah berhubungan dengan Elwizan Aminudin. Dokter bermasalah itu selama ini menjadi dokter tim PSS Sleman. Kiper Persebaya tersebut punya pengalaman buruk dengan ”dokter” Amin –begitu ia biasa dipanggil. Tepatnya saat pemain kelahiran Semarang itu menjalani pemusatan latihan timnas U-19 di Thailand pada Februari 2020.
Ketika mengikuti program TC saat kali pertama Shin Tae-yong menangani timnas itu, Ernando mengalami cedera bahu kiri pada sesi latihan. ”Waktu itu yang mendampingi tim dokter Amin. Ia menjadi dokter pengganti. Dokter timnas yang asli waktu itu lagi ambil lisensi atau seminar di Jerman. Jadi, tidak bisa mendampingi tim,” kenangnya.
Kata Nando, waktu cedera itu, dirinya sebetulnya sudah meminta operasi pada ”dokter” Amin. Hanya, tak pernah ditanggapi. Waktu itu dibilang bahwa cederanya bisa diatasi. Alhasil, sampai TC di Thailand rampung, Nando tak kunjung naik meja operasi.
”Ya, dibiarkan saja setelah dari pemusatan latihan. Sampai saya kembali ke Persebaya. Tapi, setelah itu kan kompetisi dihentikan,” ungkpanya.
Saat itu, ujar Nando, dirinya sama sekali tidak curiga. ”Gak ada curiga. Tapi, kesal saja. Minta operasi kok tidak ditindaklanjuti,” ceritanya.
Pada Juni-Juli, Ernando kembali menjalani pemusatan latihan di Jakarta. Kali ini sebagai persiapan untuk TC lanjutan ke Kroasia. ”Nah, pas waktu latihan di GBK, cedera saya kambuh lagi. Akhirnya langsung dioperasi,” terangnya. ”Tapi, waktu itu sudah bukan dokter Amin lagi,” tambahnya.
Operasi tersebut dilaksanakan pada Agustus 2020. Itu sekaligus membuatnya ditinggal timnas yang menjalani TC di Kroasia. Dari Persebaya, waktu itu hanya Supriadi dan Rizky Ridho yang berangkat. ”Selama operasi dan masa pemulihan, semua diurus PSSI. Januari saya sudah bisa berlatih,” terangnya.
Sementara itu, PT Liga Indonesia Baru (LIB) memastikan bahwa Elwizan Aminuddin adalah dokter gadungan alias palsu. Kesimpulan itu didapat setelah LIB melakukan kroscek ke Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, IDI, dan beberapa alumnus kedokteran Unsyiah.
”Ia tidak terdaftar di IDI. Bentuk ijazahnya juga aneh,” terang dr Alfan, wakil satgas Prokes Liga. LIB segera melaporkan kasus dokter palsu itu ke Komite Medis PSSI. Selanjutnya, PSSI yang akan menentukan langkah selanjutnya. (Gunawan Sutanto)