Satu dari 11 kelenteng di Surabaya dikunjungi Carlos Marcelino Setiawan. Hian Thian Siang Te. Di sana, finalis Koko Cici Jawa Timur 2021 itu menyampaikan pesan.
Kelenteng yang juga disebut dengan Pak Kik Bio itu terletak di Jalan Jagalan nomor 74-76, Pabean Cantian, Surabaya. Bangunan yang berdiri di antara rumah penduduk itu merupakan punya kisah sejarah yang panjang.
Dibangun di atas lahan yang dulu merupakan Rumah Sakit Mardi Santoso, kelenteng pernah ludes terbakar akibat serangan sekutu pada 1946. Pemerintah Indonesia pun sudah menetapkannya sebagai cagar budaya pada 2013.
Di sana, Carlos bertemu dengan perwakilan pengurus yang menceritakan bahwa Gan Ban Kiem merupakan tokoh yang memprakarsai pembangunan. Ide datang setelah ia berdiskusi dengan filsuf bernama Tjoa Sie Wan.
Ia memberi tahu bahwa Zuan Tian Shang Di adalah dewa yang memiliki tingkatan sangat tinggi di surga. Itu membuat Gan Ban Kiem pun tertarik mendirikan tempat ibadah penyembahan.
Pembangunan kelenteng didengar oleh Tjhay Ko Yap-Tjiok Moy yang tinggal di Malang. Tjhay Ko Yap menyumbangkan dana untuk membantu pembangunan.
Pembangunan baru dilakukan setelah Pemerintah Kota Surabaya memberikan izin dengan surat yang dikeluarkan pada 8 April 1951. Selang tujuh bulan, Pak Kik Bio diresmikan dengan ritual persemayaman Kongco Hian Thian Siang Te.
Tepatnya pada 24 November 1951. Bertepatan dengan Hari Raya Imlek Cap Gwee. Semua ada di prasasti yang dilengkapi plakat yang menyatakannya sebagai cagar budaya.
Itulah menurut Carlos, teman-temannya harus datang menengok kelenteng. Sebab bentuk bangunannya unik dan masih asli. Bagian depannya terdapat serambi yang dibuat lapang dengan hiasan lampu-lampu lampion di atas. Di kanan-kirinya dijaga dua makhluk perwujudan singa berwarna biru.
Ada belasan dewa di dalam kelenteng. Terdapat altar utama tempat penghormatan kepada Hian Thien Sang Ti sebagai Dewa Perlindungan dan Dewa Obat. Umat biasanya datang untuk beribadah dan memberi angpao kepada yang membutuhkan di sekitaran kelenteng.
”Apa yang saya lakukan ini semoga sesuai dengan tugas Koko Cici. Memberi kontribusi terhadap dunia pariwisata di daerahnya. Sektor yang terkena hantaman paling keras akibat pandemi Covid-19,” kata pria berusia 21 tahun itu.