Darurat NU

Selasa 07-12-2021,17:15 WIB
Editor : Yusuf M. Ridho

Harian Disway - TENGAH malam KH Yahya Cholil Staquf masih harus menerima tamu. Di sebuah rumah di kawasan Tebet yang menjadi tempat tinggalnya selama di Jakarta.

Sejumlah gus –putra para kiai– dari daerah berdatangan. Termasuk Gus Maksum, putra almarhum KH Abdullah Faqih, Langitan, Tuban, Jawa Timur.

Di ruang tengah, beberapa orang yang selama ini saya kenal dekat dengan Staquf –demikian kami biasa memanggil– juga sedang asyik berdiskusi.

Putra KH Cholil Bisri dan keponakan KH Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus itu memang sedang jadi bintang. Ia menjadi kandidat kuat ketua umum PBNU menggantikan KH Said Aqil Siroj.

”Sebetulnya kalau kondisi NU tidak sedang darurat, saya tak akan maju. Ini kewajiban moral,” katanya kepada para gus yang menemuinya.

Ia tidak memerinci kondisi darurat yang ia maksud. Hanya menjelaskan, ada persoalan organisasi, kelembagaan, dan nilai-nilai NU yang membuat ia harus turun gunung.

Staquf sudah sejak lama punya pekerjaan besar. Yakni, menjalankan misi global untuk membumikan paham keagamaan yang mendamaikan dunia.

Itu misi yang dia garap sejak sebelum menjadi katib aam PBNU.

Katib aam adalah jabatan tertinggi setelah rais aam. Ia menjadi orang kedua dari pimpinan puncak ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Rais aam adalah pemegang otoritas tertinggi di NU.

Kepemimpinan NU terdiri atas syuriah dan tanfidziyah. Yang pertama sebagai pemegang kebijakan. Sedangkan yang kedua adalah pelaksana kebijakan.

Ibarat dalam perusahaan, rais aam adalah CEO. Sedangkan ketua umum PBNU ialah direktur operasionalnya. Jika syuriah adalah dewan komisarisnya, tanfidziyah adalah dewan direksinya.

Segala keputusan ketua umum PBNU harus melibatkan rais aam dan katib aam. Sedangkan rais aam syuriah PBNU bisa mengambil keputusan sendiri meski tanpa persetujuan ketua umum tanfidziyah PBNU.

Karena itulah, ketika Ketum PBNU tak mau muktamar Lampung maju, Rais Aam KH Miftahul Ahyar mengeluarkan surat perintah: Muktamar NU dilaksanakan 17 Desember 2021 atau maju dari jadwal semula.

Rais aam memilih memajukan jadwal karena mandat muktamar hanya sampai 2021. Itu pun sudah diperpanjang melalui konferensi besar NU beberapa waktu lalu. Seharusnya masa khidmah PBNU hanya sampai 2020.

Kembali ke Staquf.

Tags :
Kategori :

Terkait