Perhelatan Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) digelar. Sebanyak 108 stan dan sekitar 130 pelukis hadir. Meskipun daya beli masyarakat turun namun antusiasme cukup tinggi.
Dunia seni rupa kembali gegap gempita setelah mereda karena pandemi. Salah satunya ditandai dengan Pasar Seni Lukis Indonesia di Jatim Expo pada 3-12 Desember. Setelah vakum pada 2019-2020.
”Ketika pandemi telah melandai dan beberapa kegiatan telah dibuka, maka kami tak melewatkan kesempatan itu,” ujar M. Anis, ketua Sanggar Merah Putih selaku penyelenggara pameran.
Proses pendaftaran pun dilakukan dalam waktu yang cukup mepet. Yakni pada 1 November silam. Sedangkan pelaksanaannya pada 3 Desember. ”Mengejar momentum. Jangan sampai lewat tahun baru. Pokoknya tahun ini PSLI harus ada,” terangnya.
Meski mepet, namun antusiasme para pelukis dan kelompok perupa cukup besar. Seluruh stan berhasil tersewa. Mayoritas karya milik para seniman adalah karya-karya baru. Pandemi membuat mereka menghabiskan waktu dengan berdiam di rumah dan menghasilkan banyak lukisan.
”Itulah salah satu aspek kebaruan dalam PSLI kali ini. Rata-rata karya yang masih segar dan banyak juga yang belum sempat dipamerkan,” ungkapnya.
Pelukis Mpu Harrys Poerwo menyewa dua stan sekaligus di pojok sebelah utara gedung. Ia memajang karya-karya yang ia buat selama pandemi. Dua di antaranya berjudul Pasar Bunga dan Panen Borobudur.
Sebuah pemandangan aktivitas jual-beli di sebuah pasar bunga yang dibuatnya berdasarkan imajinasi. Sedangkan Panen Borobudur memuat suasana panen yang dilakukan para petani dengan latar Candi Borobudur.
Baru saja digelar, Mpu Harrys sudah berhasil menjual empat buah lukisannya. Pelukis naturalisme itu tampak sumringah. ”Setelah pandemi yang membuat jual-beli lukisan lesu, kini perlahan hidup lagi,” ujar pelukis asal Mojokerto tersebut.
Selain memajang lukisan baru, juga terdapat beberapa lukisan lamanya. Seperti lukisan pemandangan ombak lautan, berjudul Ombak Laut Selatan. Juga Pasar Bunga 1, yang dibuatnya di Semarang sebelum masa pandemi. ”Hanya sedikit karya saya yang lama. Rata-rata baru semua,” ungkap kakek satu cucu itu.
Salah satu stan di bagian tengah ditempati oleh M Nasrudin, yang memajang beberapa lukisan ikan arwana dengan karakter warna merah tajam. Pria asli Sidoarjo itu tampak asyik mengobrol dengan beberapa kawan sesama pelukis di sebuah kursi panjang.
”Saya sudah laku satu lukisan,” ungkapnya, sembari menunjukkan lukisan arwana-nya dengan tempelan kertas bertuliskan ”sold”.
Panitia PSLI kali ini banyak menawarkan kemudahan bagi para pelukis. Harga sewa stan yang lebih terjangkau, serta ukurannya yang lebih luas.