”Dulu hanya disediakan 3x3m. Sekarang 4x2m. Lebih lapang. Jadi bisa memajang lebih banyak. Apalagi banyak karya-karya baru,” ujar Nasrudin. Sembari menunggu stan, ia sedang berproses menyelesaikan sebuah lukisan terbarunya.
Dari beberapa pengunjung, tampak Pambuko Christian, guru seni budaya dari SMAK Santa Maria, Surabaya. Ia sempatkan bercengkerama di stan milik Paulina Soesri Handa, perupa perempuan yang juga guru SMAK St Louis, Surabaya. Paulina penyuka bunga dan tanaman hias. Dia memajang lukisan-lukisan terbarunya.
”Kami berdua sama-sama tergabung dalam MGMP Seni Budaya. Rasanya nyaman duduk sambil melihat lukisan bunga karya Mbak Paulina,” ujar Pambuko.
Tampak pula perupa perempuan Pingky Ayako. Dia tercatat telah dua kali berpartisipasi dalam PSLI secara pribadi. Tiga kali bersama komunitas.
Dia menempati stan bagian tengah di sudut timur. Menjadi satu dengan pelukis perempuan Ratna Sawitri dari Semarang.
Karya-karya Pingky yang rata-rata berukuran mungil. Milik Pingky, prosentasenya sebanding antara karya lama dan baru. Tampak berjejal di dinding sebelah kanan stannya.
Di arena, Pingky sibuk menggoreskan gambarnya di atas kertas dengan cat air. ”Antusiasme pengunjung cukup tinggi kok. Mungkin setelah sekian lama terdampak pandemi. Maklum kalau minat beli sedikit turun dibandingkan tahun 2018 dan sebelumnya,” ungkapnya.
Semua perupa menganggap fenomena itu wajar. Ekonomi belum bangkit sepenuhnya. Namun mereka tetap bersyukur. Paling tidak masih tetap ada karya-karya yang laku.
Pengunjung yang lalu-lalang tampak gayeng. Di stan milik Jarwoko, pelukis asal Pakis, pengunjung menyukai lukisan ayam bangkok dan harimau yang berlarian di tengah salju terlihat sangat fotografis.
Karyanya mengandung unsur hoki. Kumpulan ayam bermakna keberuntungan, sedangkan harimau merupakan simbol keperkasaan. ”Tiga lukisan saya telah terjual,” ungkapnya sembari tersenyum.
Setiap tahun PSLI ladang penghasilan bagi para perupa. Bagitu masyarakat umum. PSLI semacam refreshing. ”Semoga PSLI ketiga belas pada 2022 dapat terselenggara tanpa halangan,” pungkas Anis. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)