PERINGATAN hari ibu terasa luar biasa untuk AKP Farida Aryani. Bukan hanya karena dia berstatus ibu. Tapi juga karena momen itu pasti mengingatkan dia kepada sang ibu. Seorang perempuan yang memiliki jasa paling besar dalam hidup dia.
’’Menurut saya hari ibu itu sakral. Terenyuh saya kalau mengingat perjuangan ibu saya dulu,’’ tutur Farida kemarin. ’’Juga, dengan adanya peringatan itu, sesibuk-sibuknya orang pasti akan mengingat kalau mereka lama tidak bertemu dengan mamanya,’’ lanjut perwira balok tiga tersebut.
Farida kini menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Sat PJR Jatim 8 Suramadu, Direktorat Lalulintas (Dit Lantas) Polda Jatim. Dia adalah perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut. Farida memiliki bacground Reskrim dan Lantas.
Memang sulit menjalani dua hal yang berbeda. Yakni jadi ibu dan polisi. Apalagi, keduanya memiliki tuntutan yang sama besar. Kondisi itu terkadang membuat dia merasakan dilema. Dia harus menjadi aparat keamanan dan menjadi orangtua untuk ketiga anaknyi. Tapi, sebenarnya keduanya sangat menyenangkan.
’’Terkadang, ada kegiatan yang dilakukan bersamaan. Acara anak-anak saya. Juga kegiatan kantor,’’ tutur dia lagi. Dalam kondisi itu, terkadang dia harus mengorbankan keluarga. Tapi, momen-momen yang hilang akan langsung ditebus ketika waktunya sudah longgar.
Beruntung, ketiga buah hati dia sudah mengerti dengan kondisi itu. Mereka tidak protes. Tapi, seorang anak pasti akan menuntut kehadiran seorang ibu dalam berbagai aktivitas mereka.
’’Sebenarnya sesekali mereka ada protesnya. Mereka kadang minta dijemput saat pulang sekolah. Tapi, saya tidak bisa. Atau, kalau anak-anak saya mau makan, tapi saya belum masak,’’ tutur Farida. ’’Tapi, saya tebus itu ketika mereka ada ekstrakurikuler di sekolah, pasti saya bawakan makanan,’’ beber dia.
Setelah Farida menikah, barulah dia menyadari peran terbesar seorang ibu dalam keluarga. Tidak sesederhana yang dia pikirkan dulu. Apalagi, saat dia harus melakukan itu sambil bekerja. Tentu membutuhkan tenaga yang lebih. ’’Suka dukanya banyak. Puji Tuhan, saya bisa melewati itu semua. Anak saya yang pertama sudah kerja sekarang,’’ ungkap dia bangga.
Ketangguhan Farida terinspirasi dari seniornya. Polwan juga. Tapi sekarang dia sudah pensiun. Fujiati namanya. Selama bertugas menjadi polisi, banyak prestasi yang telah diperolehnya. Padahal, kondisi yang sama juga dijalankan. Menjadi polisi dan menjadi ibu.
’’Terakhir dia pangkatnya jendral. Beliau seorang wanita, bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk keluarganya. Juga bisa menjadi pemimpin dan menjadi polwan,’’ jelas Farida. ’’Beliau memberikan contoh yang sangat baik. Jadi, kalau beliau bisa, kenapa saya tidak bisa,’’ tambah dia.
Hanya saja, permasalahan wanita yang saat ini adalah rendahnya kepercayaan. Perempuan dianggap tidak mampu menjadi pemimpin. Farida ingin mematahkan anggapan tersebut. Dimulai dari kesatuan yang dia pimpin. ’’Masih banyak yang meremehkan perempuan,’’ dia menyayangkan. (Retna Christa-Michael Fredy Yacob)