Jadi Modifikator Die Cast, Adi Pradana Angga Nandyta Dijuluki Pakar Trashbashing

Jumat 31-12-2021,11:48 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

DI tangan Adi Pradana Angga Nandyta, barang bekas bisa diubah menjadi sesuatu yang bernilai. Seperti menciptakan mainan bentuk baru.

Atyd, sapaan akrabnya, bisa disebut sebagai salah satu kreator muda Indonesia yang sangat kreatif dan inovatif. Dalam mencipta, ia punya ciri khas. Yaitu menggunakan teknik trashbashing atau kitBash.

Teknik pemanfaatan limbah yang dibentuk sesuai dengan imajinasi dari sang kreator. Ada botol bekas shampo, kemasan cat air, permen karet hingga limbah lego. Dengan bahan tersebut, karyanya memiliki nilai seni yang tinggi.

Hobi itu dimulai sejak Atyd mengoleksi miniatur mobil-mobilan sejak kecil. Setiap ada momen spesial, orang tuanya suka memberi hadiah berupa mainan kendaraan.

Besarnya pun beragam. Mulai yang kecil seperti dijual di minimarket, sampai yang agak besar. ”Benda itu punya sentimental tersendiri dalam hidup saya,” katanya.

Namanya anak-anak, pasti ada momen saat koleksinya itu rusak atau pecah. Atyd ingat, saat kecil ia punya sedikit keresahan. Sudah berpikir bentuk mainan yang tak mau mengikuti bikinan pabrikan.

Maka, ketika beranjak dewasa, ia mulai iseng mengutak-atik. Mencoba menemukan tampilan sesuai keinginannya. Hingga suata saat, aliran dystopia menarik perhatiannya.

Konsep dystopia dan cyberpunk jadi keahlian Adi Pradana Angga Nandyta. Itu bisa dilihat dari mobil berwarna hijau ini. Ia mengganti ban dengan roket luncur. (Ajib Syahrian Nor/Harian Disway)

Hingga konsep dystopia dan cyberpunk jadi keahliannya. Itu bisa dilihat dari mobil berwarna hijau ini. Ia mengganti ban dengan roket luncur. Itu membuat Atyd belajar bagaimana teknik weathering effect.

Itu membuat Atyd belajar bagaimana teknik weathering effect. Dalam dunia modifikasi die cast, weathering effect dimaknai sebagai ubahan ke dalam bentuk yang lebih hancur. Tampak berkarat, catnya mengelupas, kotor, bahkan bannya dihilangkan.

Fungsi mainan untuk diluncurkan hilang sudah. Berganti sepenuhnya sebagai barang pajangan. Kalau yang ini, sudah bukan lagi untuk anak-anak.

Miniatur setelah melewati proses weathering effect. Semuanya jadi tampak berkarat dan lusuh. Sekaligus sebagai gambaran mobil manusia dalam kurun puluhan tahun ke depan. (Ajib Syahrian Nor/Harian Disway)

eathering effect adalah teknik yang memang bikin mainan jadi tampak hancur. Tapi masih tetap punya daya tahan seperti saat kondisi normal. ”Saya mengusungnya sekaligus untuk angkat isu lingkungan. Memberitahu masyarakat bentuk kendaraan pada 30-50 tahun ke depan,” imbuh pria 30 tahun itu.

Keprihatinan pada lingkungan menjadi salah satu motif ia memilih aliran itu. Atyd kuliah jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November. Sempat pula bekeja di ranah pengelolaan limbah.

Hingga pada suatu saat melihat tumpukan sampah menggunung di TPA. Dari sana, ia terpanggil untuk memikirkan cara bisa mengolahnya dengan cara sendiri. Sejak itu ia memodifikasi mainan dengan benda-benda tak terpakai.

Tags :
Kategori :

Terkait