”Saya biasanya keliling rumah dulu. Lihat-lihat mana yang bisa digunakan. Awalnya memang tidak disengaja. Tapi akhirnya menyadari kalau cara ini bisa mengurangi jumlah sampah. Setidaknya dari tempat tinggal pribadi dulu,” imbuh Atyd.
Konsistensi ditunjukkan dengan terus bikin karya. Mencari referensi dari forum-forum luar negeri. Kemudian mengunggahnya di media sosial pribadi. Biasanya untuk membuat satu mainan dari limbah dibutuhkan waktu satu minggu.
Proses pengerjaannya sendiri dimulai dari menyusun konsep, memilih limbah, melakukan perakitan bahan hingga pengecatan. Untuk membuat miniatur mobil dalam film Gengsi Dong yang dibintangi Warkop DKI, Atyd butuh waktu dua mingguan untuk menyelesaikannya.
Berkat kemampuannya ia dikenal menjadi modifikator die cast. Utamanya setelah terpilih sebagai peserta kontes kustom internasional pada 2017. Dari sinilah namanya mulai di kenal pasar mainan internasional.
Apalagi setelah terpilih menjadi salah satu kontestan asal Asia Tenggara. Atyd banyak menerima pesanan membuat kustomisasi die cast.
Sadar akan potensi yang besar pada dunia mainan. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaan utamanya sebagai ahli teknik lingkungan. Atyd fokus menjadi die cast customizer. ”Saya keluar dari pekerjaan agar fokus memenuhi pesanan,” ujarnya.
Untuk setiap karyanya, Atyd membanderol mulai Rp750 ribu hingga di atas Rp1 juta. Teknik trashbashing yang digunakan membuat harga mainan Atyd cukup mahal. Terlebih di Indonesia sendiri teknik trashbashing masih sangat jarang ditemukan.
Ia pun kerap diundang ke berbagai acara di tanah air untuk memperlihatkan teknik yang dikuasainya itu. Termasuk ketika menyelenggarakan Toystopia pada 8-12 Desember 2021 lalu. Bahkan membuka kelas lokakarya untuk umum dan anak-anak.
Ditemui di sela-sela acara, Atyd tak pernah menyangka kalau hobinya kini telah menjadi jalan hidup. Keputusan resign dari kantornya berani ia ambil demi memiliki waktu lebih banyak untuk memodifikasi lalu menjualnya.
Pelanggannya kini mayoritas dari luar negeri. Dengan peluang itu, Atyd yakin profesinya akan berkembang di masa depan. Apalagi, ternyata, tren modifikasi semacam ini masih jarang dilirik di tanah air.
Padahal peminatnya sangat banyak. ”Seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendulang pemasukan. Kalau mau belajar, pasti bisa mendapatkan atensi,” tandasnya. (Heti Palestina Yunani-Ajib Syahrian)