Pompa Banjir Surabaya Bertumbangan

Sabtu 01-01-2022,14:17 WIB
Editor : Doan Widhiandono

SEMUA sudah tahu: Surabaya tidak bisa aman tanpa pompa banjir. Kondisi geografis kota yang datar membuat air tidak bisa cepat sampai ke laut. Saat ada satu pompa bermasalah, wilayah tengah kota terkena imbasnya.

Jalan Basuki Rahmat, Embong Malang, Kaliasin, tiba-tiba banjir Kamis (30/12) Desember. Jalur penghubungnya juga terimbas. Ketinggian air sampai ban sepeda motor. 

Tengah kota macet. Sebab, air naik di jam orang pulang kerja. Kemacetan terparah terjadi selepas maghrib. Kendaraan nyaris tidak bisa bergerak karena banyak kendaraan mogok di Embong Malang. Air baru bisa surut setelah dua jam.

Rumah Pompa Kenari di dekat Gedung Negara Grahadi bermasalah. Pompa berkapasitas 2 meter kubik per detik itu dibongkar kemarin. “Baling-balingnya jebol,” ujar Edi Fajar, operator Rumah Pompa Kenari.

Empat tenaga mekanik Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) diterjunkan untuk membongkar pompa itu. Belum diketahui apa penyebab propeller pompa itu sampai jebol.

Sore itu, Edi bolak-balik melihat ke arah barat. Awan gelap mulai mendekat. Ia cuma bisa berharap tidak ada hujan lebat lagi. Paling tidak sampai pompa berhasil diperbaiki.

“Ini dilembur sampai nanti malam,” ujarnya. Targetnya pompa sudah beroperasi lagi hari ini. Jika pompa sudah sehat, ia menjamin kawasan tengah kota tidak banjir lagi. Seperti biasanya.

Ada tiga pompa di Kenari. Yang masih beroperasi adalah pompa ukuran setengah dan tiga meter kubik per detik.

Gerimis mulai datang pukul 15.30. Handy Talky (HT) didekatkan ke telinga. Ada perintah dari DPUBMP: semua pompa harus dinyalakan tanpa menunggu hujan. Untungnya hujan sore kemarin tidak begitu deras. Mendung perlahan menjauh menjelang petang.

Pengecekan pompa air Jalan Kenari kemarin (31/12).
(Foto: Rizal Hanafi-Harian Disway)

Kepala Rayon Pematusan Genteng DPUBMP Surabaya Agung Wibisono bisa lebih lega malam itu. Dua pompa yang tersisa masih bisa diandalkan. “Yang Kamis itu memang hujannya luar biasa. Terpusat di tengah kota,” ujarnya.

Sebenarnya DPUBMP membuat saluran tembus agar air tidak dibebankan ke Rumah Pompa Kenari . Namun proyek itu ditunda karena terkendala anggaran.

Yang bisa dilakukan adalah membersihkan saluran. Termasuk saluran di Simpang Dukuh. Namun upaya itu tidak cukup untuk mengurangi genangan di Basuki Rahmat. Satu-satunya cara adalah mengembalikan kondisi pompa di Kenari. “Hari Kamis itu, kondisi laut juga pasang. Pintu Air Petekan di ujung Kalimas enggak ngatasi,” sebutnya.

Banjir juga terjadi di Margomulyo. Rumah Pompa Greges nyaris lumpuh. Empat dari enam pompa rusak karena terlilit sampah.

Sudah ada screening besi agar sampah tidak masuk ke pipa input. Namun, tetap saja banyak sampah yang lolos. Seperti tali tampar (tambang) hingga kayu.

Empat pompa itu tidak bisa diperbaiki di tempat. Harus diangkut dengan crane lalu dibawa ke tempat workshop pemilik merk pompa. Prosesnya memakan waktu satu pekan. Dengan melihat tingginya curah hujan di awal tahun ini, mudah-mudahan tidak ada lagi pompa banjir yang tumbang gara-gara sampah. (Salman Muhiddin)

Tags :
Kategori :

Terkait