Teknologi Tepat Guna dari Dosen Teknik Mesin UNTAG Surabaya Untuk Desa Selotapak

Teknologi Tepat Guna dari Dosen Teknik Mesin UNTAG Surabaya Untuk Desa Selotapak

Lima dosen Untah Surabaya bersama warga Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, usai pengenalan hasil penelitian teknologi tepat guna. -Humass Untag Surabaya-

HARIAN DISWAY – Kehadiran perguruan tinggi salah satunya adalah perkuatan untuk penyelesaian persoalan nyata di masyarakat. Seperti yang dilakukan lima dosen dari Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya di Desa Selotapak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bagian dari agenda tahunan Kelompok Riset Rekayasa Material dan Sistem Manufaktur sekaligus implementasi nyata hasil penelitian para dosen.

Diharapkan hasil itu dapat diaplikasikan langsung untuk memberdayakan masyarakat desa. Unjuk gigi hasil penelitian para dosen itu digelar pada Jumat, 18 Juli 2025. Dibuka oleh Kepala Desa Selotapak Agus Sugiono dan dihadiri warga desa.

Tim dosen terdiri dari Ir. Maula Nafi, S.T., M.T.; Indah Nurpriyanti, S.Pd., M.Sc.; Royyan Firdaus, S.T., M.T.; Ir. Moh. Nor Ali Aziz, S.T., M.T.; dan Dr. I Made Kastiawan, S.T., M.T., yang juga bertindak sebagai Ketua Kelompok Riset. Mereka membawa beragam inovasi teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat Desa Selotapak.

Desa ini memiliki potensi besar di bidang pertanian, pengelolaan limbah, dan energi alternatif. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian institusional, tetapi juga sebagai sarana bagi dosen untuk memperluas dampak keilmuan mereka kepada masyarakat luas melalui pendekatan kolaboratif dan partisipatif.

BACA JUGA:Mahasiswa Untag Surabaya Hadirkan Tujuh Program Pengabdian di Desa Sajen: Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Karakter Jadi Fokus Utama

BACA JUGA:Beasiswa Penuh untuk Pemuda Katolik di Untag Surabaya: Jalan Menuju Indonesia Emas

Dalam pelaksanaannya, setiap dosen mengusung tema dan pendekatan yang berbeda. Namun semuanya berakar pada semangat keberlanjutan dan pemberdayaan. Ir. Maula Nafi, S.T., M.T., fokus pada pemilahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga. Serta pemanfaatan limbah organik menjadi kompos melalui rekayasa alat komposter sederhana yang ramah lingkungan. Program ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah dan sekaligus memberikan nilai tambah bagi sektor pertanian di desa.

Sementara Indah Nurpriyanti, S.Pd., M.Sc., memberikan pelatihan pembuatan eco enzyme. Sebuah larutan multifungsi hasil fermentasi limbah rumah tangga organik seperti kulit buah dan sisa sayur. Eco enzyme berpotensi besar digunakan sebagai pestisida organik, pupuk cair, bahkan pembersih alami. Temuan ini sangat sesuai dengan semangat pertanian ramah lingkungan yang sedang didorong di kawasan perdesaan.

Sedang Royyan Firdaus, S.T., M.T., memperkenalkan rancangan alat bantu pertanian berupa alat tabur pupuk manual yang efisien dan mudah dioperasikan petani. Teknologi sederhana ini bertujuan meningkatkan ketepatan dan efisiensi pemupukan, mengurangi kelelahan kerja petani, dan sekaligus menekan pemborosan pupuk. Selama itu hal itu menjadi masalah umum dalam praktik pertanian tradisional.

Kontribusi lain datang dari Ir. Moh. Nor Ali Aziz, S.T., M.T. Dia memanfaatkan potensi energi surya dalam mendukung kegiatan UMKM lokal. Khususnya pengolahan rengginang sebagai salah satu produk unggulan desa. 


Salah satu dosen Fakultas Teknik Mesin Untag Surabaya memaparkan hasil penelitiannya.--

Ia memperkenalkan alat pengering berbasis tenaga surya sebagai alternatif pengeringan tradisional yang selama ini bergantung pada cuaca. Teknologi ini diharapkan meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga mutu produk.

Adapun Dr. I Made Kastiawan, S.T., M.T., berperan dalam pengembangan sistem budidaya maggot (larva lalat BSF) berbasis limbah organik rumah tangga. Teknologi ini tidak hanya membantu mengatasi permasalahan limbah organik, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi sebagai pakan ternak. Sehingga memberi peluang ekonomi baru bagi warga desa.

Kegiatan pengabdian ini juga selaras dengan semangat UNTAG Surabaya yang menunjukkan komitmennya dalam mencetak akademisi tidak hanya unggul di bidang teori, tetapi juga mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: