Pre-Launching Disway National Network Bersama Menko Luhut (2-Habis)

Rabu 12-01-2022,05:50 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

Pemerintah sudah memetakan pengembangan pelayanan medis itu. Ada 10 wilayah yang berpotensi. Yakni Jakarta, Medan, Bali, Riau, Kepulauan Riau, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Palu dan Palembang.

Berdasarkan riset Roland Berger, Jakarta, Medan dan Bali adalah tiga kota yang paling potensial. Jakarta dipilih karena dekat dengan wilayah padat penduduk.

Sementara Medan disiapkan untuk menyaingi pemain lama: Penang, Malaysia. Lokasinya sama-sama berada di Selat Melayu.

Sedangkan Bali disiapkan untuk pengembangan yang lebih besar. Pemerintah akan membangun RS Internasional di Sanur. Lokasinya di kompleks Hotel Inna Grand Bali Beach

Peletakan batu pertama digelar 27 Desember 2021 oleh Presiden Joko Widodo. Kawasan seluas 41 hektare itu telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Kesehatan (KEK). ”Akan ada 8 center of excellence di sana,” lanjut Seto.

Jokowi ingin RS tersebut tuntas tahun depan. Selain RS akan ada pembangunan hotel di lahan seluas 4,3 hektare. Ada juga villa di lahan seluas 4 hektare. Keluarga pasien bisa menginap di sana. Sekalian berlibur untuk meningkatkan pariwisata Sanur.

BUMN menggandeng salah satu RS dari Amerika Serikat dalam proyek itu. Dokternya juga didatangkan dari luar negeri untuk proses transfer ilmu pengetahuan. 

Seto juga menunjukkan data belanja kesehatan yang mayoritas ditanggung pemerintah. Tahun 2021 angkanya mencapai 67 persen. Pemerintah menargetkan peningkatan sebesar 70 persen pada 2024.

Katanya, angka government spending sangat berpengaruh pada sikap investor. Semakin besar pengeluarannya, semakin besar pula investasi yang masuk dari luar negeri.

Yang sudah dilakukan adalah investasi di bidang industri alat kesehatan (alkes). Investor bakal dapat jaminan bahwa pemerintah akan membeli alkes produksi dalam negeri. Impor tidak bisa masuk.

Ia melihat geliat investasi alat kesehatan meningkat signifikan satu setengah tahun ini. Semenjak pandemi, bisnis medis memang sedang panen.

Industri alkes dan obat-obatan juga dibutuhkan apabila ada pandemi lainnya nanti. Negara harus memiliki buffer atau penyangga agar tidak bergantung pada negara lain. Kalau punya sendiri, pasti ongkosnya lebih murah.

Luhut menambahkan, ia sudah bertemu banyak menteri luar negeri. Ia selalu mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kaya dengan potensi begitu besar.  “Saya katakan, Anda mungkin tidak tahu Indonesia itu. Indonesia adalah negara besar yang tidak di-manage dengan baik berpuluh-puluh tahun. Nah sekarang kita tata itu,” ujarnya.

Ia yakin Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Namun ia berharap masyarakat ikut membantu upaya pemerintah itu. “Kalau teriak, berkelahi, salah-salahan ya. Kita tidak maju. Cuma jalan di tempat,” ucap Luhut lalu menutup pertemuan itu. (Salman Muhiddin)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait