KICKOFF vaksinasi dosis ketiga masyarakat Jawa Timur digelar di kantor dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi kemarin (12/1). Diawali dengan 100 suntikan bagi perwakilan guru, pengurus masjid, dan anggota ormas. Diikuti empat kabupaten lain, yaitu Banyuwangi, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan.
Rencananya, hari ini menyusul serentak di 28 kabupaten/kota lainnya. Khusus bagi masyarakat nonlansia usia 18–65 tahun. Tentu di 28 wilayah itu capaian vaksinasinya sudah memenuhi syarat. Yakni, cakupan vaksinasi dosis pertama umum mencapai 70 persen dan lansia 60 persen.
Sementara itu, para lansia dan kelompok rentan akan tetap diprioritaskan. Semua wilayah boleh menyuntikkan booster kepada mereka.
”Untuk lansia tidak bisa dengan strategi serbuan. Biasanya, teknis pelaksanaan sesuai pemetaan setiap wilayah,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Erwin Astha Triyono.
Misalnya, beberapa wilayah masih memakai strategi door-to-door seperti biasanya. Mengingat, mobilitas lansia sangat terbatas.
Sedangkan untuk masyarakat umum lebih fleksibel. Mereka bisa mendapatkan booster di berbagai tempat. Di antaranya, sentra vaksinasi khusus, rumah sakit, puskesmas, dan klinik yang sudah punya jadwal.
Sebetulnya, kata Erwin, vaksinasi booster diletakkan di urutan terakhir. Semua daerah harus tetap fokus pada cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Termasuk vaksinasi anak usia 6–11 tahun harus dipercepat.
”Para pelayan publik juga menjadi prioritas,” jelasnya. Termasuk para guru dan tenaga kependidikan. Tujuannya, menjamin keamanan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mengingatkan terkait persyaratan individu dalam mendapatkan booster. Minimal sudah divaksin dosis dua dengan durasi 6 bulan. Jenis vaksin dosis ketiga bergantung pada jenis vaksin dosis pertama dan kedua.
Bagi yang dosis pertama dan kedua disuntik Coronavac, vaksin dosis ketiga bisa memakai Pfizer atau AstraZeneca. Bagi yang dosis pertama dan kedua AstraZeneca akan mendapat Moderna untuk vaksin dosis ketiga.
”Seluruh kombinasi sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan rekomendasi ITAGI,” ungkapnyi.
Kualifikasi itu sudah disosialisasikan oleh Kemenkes dan diteruskan ke dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota. Akan digunakan sebagai acuan vaksinator.
Surabaya pun sudah menggelar vaksinasi booster kemarin. Tersebar di 12 puskesmas. Vaksin tersebut diprioritaskan untuk para lansia, tenaga pendidik, dan pelayan publik. ”Itu sudah sesuai arahan Kemenkes. Jadi, memang mulainya Rabu. Dilakukan secara bertahap,” terang Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina.
Vaksin yang digunakan berjenis AstraZeneca (AZ). Penyuntikan pertama ditargetkan untuk 680 sasaran. Tersedia di Puskesmas Wiyung, Puskesmas Lidah Kulon, Puskesmas Benowo, sampai Puskesmas Sawahan.
Selain AZ, Pemkot Surabaya menyediakan vaksin Pfizer. Totalnya 6.000 dosis untuk disuntikkan kepada 12.000 sasaran. Artinya, satu orang hanya menerima setengah dosis. Namun, tidak semua warga bisa mendapatkannya.