Warga bisa melihat aplikasi PeduliLindungi. Kemudian, cek di bagian tiket vaksin. Jika belum ada, berarti harus menunggu penyuntikan vaksin massal.
Selain melalui aplikasi, vaksinasi booster itu bisa didapatkan melalui kelurahan. Mereka yang menerima pemberitahuan bisa hadir ke puskesmas terdekat. ”Jadi, tidak usah takut. Semua sudah sesuai aturan,” lanjutnya.
”Pasien komorbid masih bisa dapat. Penyakit parah seperti stroke juga bisa dapat,” ungkap Kepala Puskesmas Ketabang Kali Joyce Hestia.
Lalu, berapa jumlah dosis vaksin booster yang tersedia?
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, jatah vaksin booster baru tiba pagi kemarin. Namun, ia tidak menyebut jumlahnya. Yang penting, Surabaya sudah bisa menggelar vaksinasi booster. ”Karena capaian vaksinasi umum kita lebih dari 100 persen. Begitu juga untuk lansia, sudah di atas 60 persen,” jelasnya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono menyayangkan pelaksanaan vaksinasi booster tersebut. Sebab, tidak ada koordinasi dengan DPRD Surabaya. Ia kaget ketika tahu ada vaksinasi dosis ketiga di Surabaya.
Seharusnya, kata Tjujuk, pemkot memberikan kabar jika sudah menerima jatah vaksin booster. Dengan begitu, komisi D bisa membantu menyosialisasikan kepada warga. ”Kemarin yang pembelajaran tatap muka (PTM) juga gitu. Waktu rapat enggak bilang pakai sif. Saat pelaksanaan pakai sif," ujar politikus PSI itu.
Meski begitu, Tjutjuk tetap mendukung vaksin booster tersebut. Ia hanya minta pemkot memperhatikan mekanisme penyuntikan. Harapannya, vaksinasi booster tidak lagi digelar secara massal seperti Juni–Agustus lalu. Tetapi, melalui RW yang ada di setiap kelurahan.
Ia merekomendasikan mekanisme jemput bola. Itu lebih cocok ketimbang harus berkumpul dan berkerumun. Bisa mengurangi penularan Covid-19. Apalagi mengingat maraknya penularan varian Omicron. Vaksin malam juga tidak masalah. ”Toh nakesnya juga mumpuni kan? Bisa sih kalau tiap-tiap balai RW menggelar vaksin,” paparnyi. (Mohamad Nur Khotib/Andre Bakhtiar)