Kini sudah ada varian Omicron. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi lonjakan kasus akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret nanti.
”Hari ini Inggris dan Afrika Selatan telah melewati puncak kasus Omicron dan negara lain sudah mulai terlihat tanda-tanda flattening seperti di Amerika Serikat dan Prancis,” kata Luhut dalam evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara daring kemarin. Ia juga mengungkapkan, India, Thailand, dan Filipina masih menghadapi titik penularan tertingginya saat ini.
Rumah sakit sudah diminta menyiapkan diri. Mulai ketersediaan tempat tidur hingga cadangan oksigen. Lantas, apakah kita perlu menstok oksigen sendiri di rumah? ”Rasanya enggak usah,” ujar tenaga ahli menteri kesehatan dr Andani Eka Putra.
Omicron tidak lebih berbahaya dari Delta. Memang mutasi virus itu lebih mudah menular. Namun, tingkat keparahan pasien yang tertular tidak tinggi. Bahkan, seperti flu biasa.
”Kita belajar dari negara yang sudah melalui Omicron,” kata mikrobiolog Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, itu. Sudah banyak negara yang melalui gelombang serangan Omicron. Angka kematiannya sangat kecil. Bahkan, pada akhir tahun lalu Pusat Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) melaporkan hanya ada satu pasien meninggal akibat Omicron dari 15.778 kasus.
Tahun ini capaian vaksinasi dan kekebalan alami akibat penularan sudah tinggi. Kita lebih siap menghadapi gelombang Covid-19 berikutnya. Sepertinya, krisis oksigen tidak terulang lagi. (Salman Muhiddin)