Menghargai sesuatu dengan kesederhanaan justru menampilkan kemewahan makna Imlek tersebut. Menegaskan bahwa semua bisa merayakannya. Dari belahan bumi utara, barat, timur hingga selatan. Untuk segala kalangan tanpa ada halangan.
Imlek memang sebaiknya tidak disempitkan maknanya dengan simbol maupun ritual apalagi dengan materi. Karena doa maupun harapan yang terpanjatkan jauh lebih dalam dan luas daripada itu semua.
Jika buah, angpao, baju baru, makanan mewah, permen dan kue tak tersedia. Hanya ucapan dan senyum yang tersisa, Imlek tetap istimewa.
Tidak ada keharusan merayakan dengan kemewahan. Tidak ada juga larangan merayakan dengan apa adanya. Karena semua itu adalah ekspresi setiap individu merayakan momen hari penting.
Jika semuanya hendak ditandai dengan merah dan meriah, tak apa. Pun tak apa jika dirayakan dengan sunyi dalam sanubari. Saling menghargai tanpa menghakimi adalah cara mulia untuk hidup sesama manusia.
Selamat Tahun Baru Imlek 2537. Gong xi fa cai! Ang pao na lai. (Heti Palestina Yunani/*)
Penulis: Wiriyadhika Gunaputra. Penulis, karyawan swasta, tinggal di Surabaya.