Komentar Moviegoers untuk Film Too Big to Fail

Minggu 06-02-2022,06:35 WIB
Editor : Nanang Prianto

Akibat Terlalu Percaya Diri

TOO BIG TO FAIL adalah terminologi yang dipopulerkan oleh Stewart McKinney, anggota kongres AS, pada 1984. Ini mengacu pada kondisi ketika lembaga keuangan mencapai skala operasi yang sangat besar, dan memiliki interkoneksi yang tinggi dengan lembaga keuangan lainnya. Sehingga kegagalan usaha mereka akan berdampak sistemik dalam perekonomian negara. Bahkan di luar negara itu. Karenanya, pemerintah wajib intervensi.

Nah, pada 2007-2008, dunia sekali lagi dihadapkan pada krisis keuangan. Yang dianggap paling serius sejak depresi hebat pada periode 1930an. Pemberian pinjaman perumahan (subprime mortgage) yang menggila dengan analisis kredit serampangan menyebabkan kejatuhan raksasa pembiayaan di AS. Awalnya Bear Stearns, lalu diikuti Lehman Brothers bangkrut pada 15 September 2008.

Film Too Big Too Fail disutradarai oleh Curtis Hanson, berdasarkan buku Andrew Ross Sorkin. Film ini mengisahkan upaya penyelamatan ekonomi AS  dari sudut pandang menteri keuangan AS, Henry Paulson (William Hurt). Bersama gubernur bank sentral Ben Bernanke (Paul Giamatti) dan presiden Federal Reserve Bank of New York, Timothy F. Geithner (Billy Crudup). Para regulator ini harus berhadapan dengan figur-figur penting perbankan AS yang diperankan antara lain oleh Tony Shalhoub, Bill Pullman, Matthew Modine, dan James Woods.

Too Big Too Fail menyoroti rapuhnya sistem perekonomian AS yang berdampak ke seluruh dunia. Kerapuhan yang diakui Paulson dalam dialog film ini, pemerintah AS terlambat di semua aspek untuk mencegah krisis. Dan tidak ada seorang pun yang berkuasa ingin mengatur atau mengetatkan regulasi industri keuangan. Karena besarnya uang yang dihasilkan di sana.

Perekonomian AS digerakkan oleh konsumsi rakyat dan utang korporasi. Dengan jaring pengaman sosial untuk kesejahteraan masyarakat. Sistem yang ideal jika semua berjalan sesuai porsinya, korporasi berjalan dan meraup laba karena rakyat membeli produknya, yang kemudian digunakan untuk membayar pajak demi kepentingan bersama. Tetapi begitu korporasi menjadi serakah, keseimbangan ini akan berantakan. Dan rakyat yang harus memikul beban terberat.

Saya pribadi tidak akan bisa melupakan peristiwa ini. Karena saat itu (sampai hari ini) saya bekerja di sektor keuangan yang bersinggungan langsung dengan perdagangan saham melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam kurun waktu September-Oktober 2008, semua bursa efek negara di dunia mengalami penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara masif, termasuk di Indonesia.

IHSG BEI merosot dari level tertinggi 1934.12 ke 1089.34 dalam sebulan. Setiap hari berjalan bagaikan mimpi buruk. Portfolio saham mengalami depresiasi drastis setiap harinya. BEI mencatat penurunan tahunan terbesar. Pada akhir 2007, IHSG BEI ditutup pada 2745.83 dan tahun 2008 IHSG ditutup pada 1355.41. Atau turun sebesar 1390.42 poin (50.64%). Fiuh

Edwin Santioso, karyawan swasta

---

 

Menyederhanakan Persoalan

TOO BIG TOO FAIL menggambarkan kondisi ekonomi Amerika pada kurun waktu 2008. Tanpa bermaksud spoiler, too big to fail berarti ekonomi AS sudah sedemikian besar hingga tak mungkin mengalami kegagalan sistemik.

Sebuah pemilihan judul yang sangat salah, mementahkan nuansa thriller yang berusaha dibangun melalui dialog dan akting para aktor di dalamnya. Penulis naskah menyisipkan kalimat yang diusahakan membuat tensi thriller naik, itu pun gagal.

If we don't do it today, we don't have economy by Monday (Kalau kita tidak melakukannya sekarang, kita tidak akan lagi mempunyai ekonomi di hari Senin). Sepertinya sangat mendesak sekali, sepertinya harus segera diputuskan tapi toh mimik wajah para aktornya yang saat itu sedang di dalam ruangan santai saja. Lurus saja. Tidak nampak gejolak emosi yang bagus.

Tags :
Kategori :

Terkait