SIDOARJO membuntuti Surabaya sebagai daerah dengan penambahan pasien Covid-19 terbanyak dalam sepekan terakhir di Jatim. Jumlah pasien mencapai 892 jiwa. Karena itu Pemkab menyiapkan kembali ruang isolasi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menengok kesiapan Sidoarjo kemarin (6/2). Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mendampingi rombongan pejabat pemprov ke Mal Pelayanan Publik yang disulap jadi ruang isolasi. ”Sidoarjo memang jadi daerah dengan peningkatan cukup tinggi. Tapi masyarakat tidak perlu panik karena kami dan pemkab akan berusaha sekuat tenaga,” ujar Khofifah.
Gubernur dan rombongan melihat ruangan yang sudah disekat dengan kain-kain biru. Tempat itu sempat digunakan tahun lalu dalam serangan gelombang kedua Covid-19 varian Delta. Saat varian Omicron menyerang, tempat itu difungsikan kembali.
Ada 85 bed yang disediakan. Tenaga medis yang disiapkan mencapai 10 orang. Fasilitas itu bakal digunakan untuk menampung pasien tanpa gejala atau bergejala sedang. Sementara pasien Covid-19 dengan gejala berat ditangani RSUD Sidoarjo.
Bupati Muhdlor mengatakan, penambahan kasus meningkat drastis dalam satu pekan. Omicron sudah masuk Sidoarjo. Selain Mal Pelayanan Publik, ia juga mengerahkan puskesmas untuk jadi tempat isolasi. Salah satu yang terbesar ada di Puskesmas Porong. ”Yang merasa punya gejala tolong cepat periksa. Kami sediakan tempat isolasi dengan perawatan yang sudah terjamin,” jelasnya.
Sidoarjo sebenarnya sudah memiliki RSUD Krian. Kapasitas mencapai 144 bed. Jika dibutuhkan RS baru itu bakal digunakan untuk ruang isolasi.
Pemkab membuka rekrutmen untuk calon dokter, perawat, apoteker, dan tenaga medis penunjang. Rencananya rumah sakit itu bakal diresmikan Maret nanti. Namun, jika situasi mendesak, ruangan tersebut bakal digunakan dengan tenaga medis dari RS lain.
Penyiapan ruang isolasi tersebut diperlukan agar puncak gelombang ketiga tidak terlalu tinggi. Sebab, Covid-19 bakal berbahaya jika jumlah bed di RS penuh. Pasien yang tidak tertangani bisa rentan meninggal.
Apalagi kasus omicron juga berbarengan dengan tingginya pasien demam berdarah (DBD). Dengan menekan penularan, maka pasien DBD dan Covid-19 bisa tetap ditangani.
Karena itulah, Muhdlor berharap warga tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan dan menjaga lingkungan. Bersih-bersih masal di saluran air diperlukan agar kasus DBD bisa ditekan. (Salman Muhiddin)