GIZ Jerman Bantu Lima Proyek Strategis Jatim

Selasa 15-02-2022,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

PEMBANGUNAN proyek strategis nasional di Jawa Timur menemukan titik terang. Sebelumnya, realisasi proyek itu terkendala modal. Itu disampaikan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.

Selain itu, sempat terkendala pandemi Covid-19. Nyaris dua tahun alokasi anggaran terkonsentrasi pada bidang kesehatan. Pemprov Jatim sudah berkoordinasi dengan Bappenas. Hasilnya, perusahaan milik pemerintah federal Jerman (GIZ) bakal ikut membantu.

Setidaknya, ada lima proyek yang telah disetujui pendanaannya. Meliputi bidang pengelolaan sampah, pemenuhan air bersih, dan transportasi umum. Di antaranya, tiga proyek transportasi umum di Surabaya.

Yaitu, bus rapid transit (BRT) di Surabaya, Surabaya Regional Railway Line (SRRL)-ultimate network di Surabaya, autonomous rapid railway transit (ART) Bangkalan–Surabaya.

Dua lainnya, tempat pembuangan akhir (TPA) Regional Kediri dan sistem penyediaan air minum (SPAM) regional lintas tengah. Namun, ada beberapa tahapan sebelum direalisasikan. Pertama, harus melewati pre feasibility study (FS) atau studi kelayakan lebih dulu dari Green Infrastructure Initiative (GII).

”Bantuan pendanaan itu sudah disetujui steering committee,” ujar Provincial Advisor GII Jatim Dina Limanto kemarin (14/2). Tepatnya pada 10 Februari. Pemerintah pusat membahasnya dengan pemerintah federal Jerman melalui rapat virtual.

Pada rapat itu, tim konsultan mengkaji apakah proyek layak didanai atau tidak. Acuannya pada teknologi. Juga, pada seberapa mendesak kebutuhannya bagi banyak orang. Jika lolos, akan didanai.

Selanjutnya, usulan proyek itu segera dikaji ulang Bappenas. Dicatatkan dalam blue book terlebih dulu, kemudian baru masuk ke green book. Barulah proyek disetujui mendapat bantuan dana. ”Setelah itu, pemerintah federal Jerman bisa lanjut mengimplementasikan pembangunan,” ujar Dina.

Sebetulnya, kata Dina, ada 15 proyek yang disetujui masuk ke tahap FS tersebut. Tersebar di empat provinsi: Jatim, Jabar, Jateng, dan Bali. Dana yang disiapkan 25 miliar Euro. Namun, GIZ Jerman memprioritaskan proyek yang ramah lingkungan. Terutama pada sektor pengelolaan air dan limbah, pengelolaan limbah padat, dan angkutan umum perkotaan.

Kebetulan Jatim punya lima proyek strategis yang sesuai kriteria prioritas itu. Salah satunya SPAM regional lintas tengah. Yakni, penyaluran air bersih di tiga wilayah. Mulai Kabupaten Jombang, Kediri, hingga Nganjuk.

Sejauh ini, Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jatim juga terus menggenjot pembangunan SPAM tersebut. Sebab, kebutuhan air bersih di tiga wilayah itu sangat terbatas. Hanya mendapat aliran dari PDAM wilayah masing-masing.

Itu pun hanya mampu memenuhi 30–40 persen kebutuhan. Maka, jika proyek SPAM mendapat suntikan dana dari GIZ, tentu akan sangat membantu. SPAM lintas tengah berkapasitas besar. Kecepatannya 1 liter per 1 detik bisa mengaliri 100 sambungan rumah (SR). ”Satu SR bisa untuk lima anggota keluarga. SPAM regional lintas tengah akan mencukupi kebutuhan mereka,” jelas Dirut PDAB Joko Triyono.

Sementara itu, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang diamanati mempercepat pembangunan ekonomi. Itu tercantum dalam Perpres No 80 Tahun 2019. Yakni, ada delapan kawasan yang menjadi proyek strategis nasional itu.

Di antaranya, kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan kawasan Bromo-Tengger-Semeru. Pembangunan sempat terkendala pandemi Covid-19.

Realisasi proyek itu bakal dimulai lagi tahun ini. Fokusnya pada pengembangan infrastruktur. Sebab, itu sektor yang paling berdampak bagi kehidupan masyarakat. Namun, Emil juga menyatakan bahwa pembangunan harus dilengkapi dengan mitigasi banjir.

Tags :
Kategori :

Terkait