Jaya merasakan, kebencian Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia diwariskan sampai ke generasi masa kini. Pemahaman itu dipupuk oleh pimpinan Geert Wilders, politikus sayap kanan yang mengkritik permintaan maaf PM Mark Rutte yang menjadi lawan politiknya.
Jaya gemas sekali dengan Wilders itu. Banyak anak-muda Neo Nazi yang sepaham dengannya dalam hal Islamofobia. Bahkan Jaya membuat istilah baru: Indonesiafobia. Sebab Indonesia adalah negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia.
Wilders malah menuntut Indonesia yang minta maaf ke Belanda melalui cuitannya di Twitter. Menurutnya ada ribuan tentara Belanda yang juga gugur di medan perang. Tapi Indonesia tidak pernah minta maaf. “Logika berpikirnya itu di mana. Pingin tak laporkan polisi saja orang itu. Tapi gak bisa ya. Kalau di Jakarta mungkin saya lapor,” ujarnya dengan nada kesal.
Namun tidak semua orang Belanda begitu. Orang-orang pendukung partai sayap kiri terkadang sangat menyesali apa yang sudah terjadi di Indonesia. Dosen Universitas Airlangga Adrian Perkasa yang kini melanjutkan studi doktor di Leiden mengalaminya.
Ketika mengantar istri operasi caesar akhir tahun lalu, sang dokter menanyakan asal negaranya. Ketika dijawab Indonesia, dokter itu langsung menunjukkan ekspresi penyesalan. “ I feel sorry for your people ,” kata dokter yang suka baca buku sejarah itu.
Kalau dihubungkan dengan hasil polling YouGov, sang dokter sudah jelas masuk golongan yang 6 persen itu. Beruntung sekali Adrian menemukan salah satu dari mereka. (Salman Muhiddin)