DALAM RANGKA memperingati hari kanker sedunia, Harian Disway menggelar talk show bertajuk We Cancervive di auditorium Mayapada Hospital Surabaya kemarin (26/2). Pembicaranya, antara lain, Titiek Puspa dan Ika Damajanti.
Kedua perempuan tangguh tersebut adalah survivor kanker. Titiek Puspa pernah bertarung denga kanker serviks. Sedangkan Ika Damajanti menderita kanker payudara. Hadir juga dr Ali Agus Fauzi PGD, Pall.Med (ECU), spesialis paliatif, dan dr I Putu Agus Suarta, SpOG(K)-Onk, spesialis onkologi Mayapada Hospital Surabaya.
Talk show itu Dipandu oleh Dahlan Iskan, founder Harian Disway, yang juga penyintas kanker hati.
Dalam talk show kemarin, Titiek Puspa mengungkap bahwa dia divonis menderita kanker serviks pada usia 73 tahun. Saat itu, muncul bercak darah seperti menstruasi. Padahal, dia sudah lama menopause. Namun musikus kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan itu tidak memeriksakan diri karena tidak pernah sakit aneh-aneh.
’’Ah, kenapa periksa. Enggak kena apa-apa kok,’’ ujar pelantun lagu Apanya Dong itu.
Sang anak memaksa Titiek Puspa ke dokter. Setelah diperiksa, ternyata ada kanker yang sudah stadium IA. Namun, dia tidak kaget. Karena kanker sudah menyerang ayah, ibu, dan kakak dia. Dia hanya berpikir, ’’Oh, saya dapat juga toh.’’
Titiek langsung ke Singapura. Ahli kebidanan, kemoterapi, dan radiologi menyimpulkan hal yang sama: kanker stadium satu setengah. Sama seperti kata dokter di Jakarta. Dia menjalani kemoterapi. Setelah kemo, muncul rasa sakit luar biasa. Bahkan dia berada di titik berserah diri.
’’Tapi kalau Tuhan masih membutuhkan saya harus tetap bekerja di dunia ini, tolong beri saya isyarat. Itu sakitnya luar biasa. Tidak pernah ada sakit seperti itu. Belum pernah,’’ tegas Titiek Puspa yang hadir secara daring lewat Zoom.
Sementara itu, Ika Damajanti terkena kanker payudara pada usia 28 tahun. Dia merasa ada benjolan di payudara. Namun, dia tidak menyadari bahwa itu adalah sel kanker yang sedang tumbuh. Dibiarkan begitu saja. Karena di garis keturunan tidak pernah ada riwayat kanker. Baru setelah merasakan nyeri, dia memeriksakan diri ke dokter. Ternyata kanker. Sudah stadium dua.
Karena itulah, dia menyadari pentingnya upaya periksa payudara sendiri (sadari). ’’Karena kalau masih stadium awal, kemungkinan untuk survive lebih besar,” kata dia. Setelah sembuh, ibu satu anak itu mendedikasikan diri menjadi aktivis kanker payudara.
Talk show terbatas kemarin diikuti oleh 30 peserta. Masyarakat umum dapat mengikutinya secara live streaming di YouTube Harian Disway. Mereka sangat antusias mengajukan pertanyaan. Baik kepada Titiek Puspa dan Ika Damajanti. Maupun kepada dr Ali Agus Fauzi dan dr I Putu Agus Suarta. Sesi dua jam tidak cukup untuk mengakomodasi keingintahuan mereka.
Maklum, kanker masih menjadi salah satu mesin pembunuh paling jahat di dunia. Menyerangnya pun tak pandang bulu. Karena itu, dr Agus dan dr Putu kompak berpesan untuk selalu menjalankan hidup sehat.
Dr Putu bilang, di komunitas anti kanker, ada cara CERDIK untuk menghindari penyakit tersebut. Yakni Cek kesehatan secara rutin. Enyahkan asap rokok. Rajin berolahraga. Diet seimbang dengan makanan sehat. Istirahat cukup. Dan Kelola stres. ’’Jangan lupa untuk terus menjalankan itu.’’ Ikuti kisah lengkap Titiek Puspa dan Ika Damajanti di Harian Disway. (Retna Christa-Salman Muhiddin)