Disiapkan sejak Ibu Hamil

Selasa 01-03-2022,12:02 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Rasa cemburu kakak pada adik yang baru dilahirkan, pasti tak terhindarkan. Daripada menimbulkan masalah hal itu harus diantisipasi. Bagaimana orang tua harus menyikapinya?

Fenomena ini dalam psikologi dibahas sebagai salah satu masalah dalam sibling rivalry atau persaingan antar saudara. Sibling rivalry di antaranya dapat terjadi pada anak -sebagai kakak- kepada adiknya yang baru lahir.

Bisa juga antar-saudara pada usia berapa pun. Biasanya anak yang lebih muda umumnya lebih kompetitif. Anak dengan jarak usia yang dekat juga memiliki risiko lebih besar untuk berselisih.

Untuk mengatasi kedua jenis sibling rivalry tersebut diperlukan pendekatan yang berbeda. ”Perilaku anak yang cemburu karena kehadiran adik baru akan tampak pada perubahan perilaku emosinya,” ujar Astrid Regina Sapiie Wiratna, seorang psikolog klinis.

Kecemburuan itu bersumber dari rasa memiliki. Anak yang awalnya sendirian, merasa orang tua sebagai milik pribadi. Sehingga, orang tua harus bijaksana dalam memperlakukan anak ketika adiknya lahir.

Meskipun rasa cemburu itu wajar namun tetapi tidak boleh dibiarkan. Karena bila rasa cemburu tidak diolah, akan menjadi luka yang dalam. Kemudian, menjadi bibit berkembangnya toxic personality pada anak.

Maka orang tua yang berniat akan punya anak lagi harus mengantisipasi kemungkinan munculnya rasa cemburu pada si calon kakak. Memang tidak ada jarak kelahiran anak yang ideal.

Frekuensi dan beratnya perselisihan antara kakak dan adik tergantung pada perbedaan usia, kepribadian anak, usia, dan cara orang tua menghadapi hal tersebut. Hal ini harus disadari orang tua.

Ada sebagian orang tua yang lebih suka agar jarak usia kelahiran anaknya berdekatan.

Katanya, biar repotnya sekalian. Tapi ada juga orang tua yang senang membuat jarak kelahiran anak pertama dan kedua agak jauh supaya lebih bisa fokus.

Itu tak jadi masalah, sepanjang orang tua memperhatikan kebutuhan anak untuk berkembang baik. ”Yang penting orang tua dapat mencegah anak mengembangkan rasa itu pada saudara sekandung dengan bersikap bijaksana,” tuturnya.

Biasanya anak yang hadir lebih awal akan merasa kehilangan waktu karena kedatangan adik baru. Perhatian orang tua jadi terbagi. ”Tadinya dia kan satu-satunya pusat perhatian orang tuanya,” kata alumnus Psikologi, Universitas Padjajaran (Unpad) itu.

Kadang kakak yang cemburu akan menjadi sangat aktif secara emosional. Cepat marah, tersinggung, sampai teriak, atau guling-guling dalam menanggapi masalah yang sepele, misalnya ingin dibuatkan roti pakai selai stroberi.

Atau justru anak akan menarik diri. Pasif, diam, lesu, tidak bergairah, menghindar dari berbagai kegiatan, mungkin hanya tiduran terus dengan mata terbuka.

”Bisa juga anak berperilaku seperti bayi lagi, ingin minum susu dari botol, minta digendong pakai selendang, tidak mau makan porsinya lagi tapi ingin makan bubur bayi,” ujar perempuan kelahiran Oktober 1958 itu.

Tags :
Kategori :

Terkait