Ribuan Ton Digelontorkan, Migor Tetap Langka di Pasaran

Sabtu 05-03-2022,04:00 WIB
Editor : Noor Arief Prasetyo

KELANGKAAN minyak goreng (migor) menjadi persoalan serius. Sebulan terakhir warga Jawa Timur sulit mendapatkannya. Kemarin (4/3) Pemprov Jatim mendistribusikan 9.250 ton migor ke 38 kabupaten/kota.

Jumlah pasokan itu diharapkan bisa menjadi solusi. Sejauh ini, kebutuhan migor warga Jatim mencapai 59 ton per bulan. Sebetulnya total produksi migor Jatim pun cukup memadai, yaitu sekitar 63 ton per bulan.

Distribusi pertama sebanyak 3.500 ton yang dimuat 20 truk ke 17 kabupaten/kota pada Kamis (3/3) malam. Yakni, Kabupaten Tulungagung, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Bondowoso, Jombang, Nganjuk, Bojonegoro, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Kota Probolinggo, Tuban, Kediri, Lamongan, Pacitan, dan Trenggalek.

”Insya Allah tanggal 9 nanti datang 400 ton lagi,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Para pedagang diminta menjual langsung kepada konsumen. Tentu harus disesuaikan dengan harga eceran tertinggi (HET).  Upaya itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan segala segmen masyarakat. Baik pedagang maupun keperluan rumah tangga.

”Semoga bisa membangun ketenangan dan rasa aman. Dan kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat Jawa Timur akan tercukupi dan terpenuhi,” imbuhnyi.

Dia juga berterima kasih kepada Kemendag, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RMI), dan Asosiasi Pengusaha Pengemas Minyak Goreng Indonesia (APPMGI).

Kemudian, distribusi kedua sebanyak 5.750 ton migor curah ke Pasar Besar Kota Pasuruan siang kemarin (4/3). Migor itu langsung diserbu ratusan warga yang mengantre. Ada yang membawa jeriken hingga dandang.

Khofifah minta setiap kepala daerah juga ikut intervensi. Turut memantau langsung ke pasar di wilayahnya. Supaya masalah kelangkaan migor segera teratasi. ”Seluruh bupati dan wali kota se-Jatim saya minta ikut mengontrol dan operasi minyak goreng,” pinta mantan menteri sosial itu.

Sebelumnya, Khofifah menilai, ada mata rantai distribusi yang terputus. Yakni, antara produsen dan ritel atau toko modern. Akibatnya, migor langka dan harganya meroket. Pemprov Jatim juga terus memonitor rantai distribusi migor hingga ke tingkat konsumen. (Mohamad Nur Khotib)


Tags :
Kategori :

Terkait