PENINGKATAN prestasi olahraga nasional memang perlu pembibitan sejak muda. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 telah mengatur desain besar olahraga nasional (DBON) itu. Yakni, mengarahkan kebijakan pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional.
”Supaya kapasitas, sinergisitas, produktivitas, dan prestasi olahraga nasional meningkat,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Ia menyampaikan itu dalam acara Rakornas Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Lokakarya Pembibitan Olahraga 2022 di ballroom Shangri-La tadi malam.
Implementasi pembibitan itu bakal merekrut para pelajar kelas 1 SMP. Disediakan sepuluh sentra olahraga dengan menggandeng perguruan tinggi. Di Jatim, Amali memilih Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai pusatnya.
Selain itu, dipilih juga Universitas Negeri Semarang untuk Jateng, Universitas Pendidikan Indonesia untuk Jabar, dan Universitas Pendidikan Jakarta untuk DKI Jakarta. Kampus-kampus itu dipilih karena memiliki fasilitas yang baik. Salah satunya, tersedia laboratorium olahraga berbasis sains.
”Itu sesuai arahan dari BPOM. Nah, di Unesa sudah ada laboratorium sport science,” lanjut Amali. Dengan begitu, pembibitan dan pembinaan bisa dilakukan secara maksimal. Hingga mendulang hasil yang baik di kemudian hari.
Dalam DBON pun sudah termuat target-target prestasi. Terutama prestasi di ajang Olimpiade dan Paralimpiade sebagai multievent olahraga tertinggi di dunia.
Asian Games dan SEA Games hanya menjadi sasaran antara. Tentu, target pada tingkat daerah adalah PON. ”Kita harus bersinergi. Kalau ada peralatan yang kurang, dispora harus dukung. Kalau gak mampu, baru ke menteri,” jelasnya.
Pada tingkat provinsi, DBON bakal diketuai langsung oleh gubernur. Tingkat kabupaten bakal diketuai bupati/wali kota. Ia berharap agar DBON tersebut bisa menjawab persoalan sinergisitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah yang terjadi selama ini. (Mohamad Nur Khotib)