Ekspor Tiongkok Meroket Setelah Gencatan Tarif dengan AS

Ekspor Tiongkok Meroket Setelah Gencatan Tarif dengan AS

JAJARAN MOBIL TIONGKOK siap diekspor dari Pelabuhan Nanjing, Provinsi Jiangsu, 11 Juli 2025.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, data resmi dari Badan Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa ekspor negara itu naik 5,8 persen secara tahunan pada Juni. Artinya, ekspektasi pasar, yaitu lima persen, terlampaui.

KENAIKAN ekspor terjadi setelah kesepakatan awal antara Beijing dan Washington. Mereka menunda pemberlakuan tarif tinggi yang sejatinya menyulitkan kedua negara.

Impor juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 1,1 persen. Melebihi proyeksi sebesar 0,3 persen. Dan itulah untuk kali pertama impor tumbuh.

Meskipun tampak menggembirakan, banyak analis memperingatkan bahwa lonjakan itu mungkin bersifat sementara.

BACA JUGA:Ekonomi Tiongkok Tak Tergoyahkan

BACA JUGA:Sinyal Positif AS-Tiongkok, Pertemuan Hangat di Forum ASEAN

Yang terang, ekspor adalah menjadi penyelamat utama ekonomi Tiongkok yang sedang melambat. Terutama sepanjang 2024 ketika ekspor mencetak rekor tertinggi.

Namun, perang dagang berkepanjangan dengan AS sungguh menjadi beban. Memperlambat momentum pertumbuhan. Terutama setelah penetapan tarif gila-gilaan oleh Presiden Donald Trump.

Ketegangan memang sempat mereda ketika bulan lalu ada pertemuan diplomatik di London. Kedua pihak mencapai kerangka kesepakatan untuk meredakan ketegangan tarif.

Nah, salah satu sorotan dalam laporan yang dirilis pada Senin, 14 Juli 2025, itu adalah lonjakan ekspor Tiongkok ke AS yang naik tajam pada Juni. Nilainya 32,4 persen. Dibanding bulan sebelumnya, angka itu menunjukkan pemulihan yang signifikan. Kenaikan itu seketika diartikan sebagai dampak langsung gencatan dagang kedua negara.


KAPAL KONTAINER tiba di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, 14 Juli 2025. Aktivitas ekspor Tiongkok meroket.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

“Nilai ekspor tumbuh kembali bulan lalu. Dan itu dibantu perdagangan AS-Tiongkok,” ujar Zichun Huang, ekonom Tiongkok di Capital Economics.

Namun, ia memperingatkan bahwa tarif kemungkinan tetap tinggi. Dan produsen Tiongkok tetap menghadapi keterbatasan untuk memperluas pangsa pasar global. Dan itu tidak bisa diatasi dengan sekadar menurunkan harga.

Huang memperkirakan pertumbuhan ekspor akan melambat dalam beberapa kuartal ke depan. Dan pada akhirnya, itu akan membebani pertumbuhan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: