Ketua Komisi C DPRD Jatim Abdul Halim pun turut angkat bicara soal hasil RUPS Bank Jatim tersebut. Ia mendukung penuh target yang disampaikan oleh komut yang baru. Mengingat performa Bank Jatim sepanjang 2021 cukup baik.
“Meski sempat mengalami kontraksi. Tapi saya kira sudah on the track,” ujar politikus Partai Gerindra itu. Apalagi capaian tersebut diraih di tengah pandemi Covid-19 berlangsung. Bank Jatim juga terdaftar di IPO.
Namun, ia memberi catatan terkait koreksi beberapa hal. Pertama, nilai loan deposit ratio (LDR) atau rasio antara penyaluran pinjaman dan dana yang diterima. Sepanjang 2021, Bank Jatim hanya mampu mencapai sekitar 50 persen.
Nilai itu jauh dari standar sehat yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal 75 persen. Dampaknya perekonomian masyarakat Jatim kurang menggeliat. “Jadi sasaran tahun depan jangan sampai tidak ditingkatkan,” jelasnya.
Kedua, ia meminta Bank Jatim harus menggeser orientasi. Tidak hanya fokus pada kinerja aset. Meski capainnya lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, kata Halim, aset tidak terlalu berarti.
Sebab, itu tidak selaras dengan program yang menyentuh masyarakat. Artinya aset tidak memengaruhi perputaran ekonomi masyarakat. “Gak ada urgensinya. Apalagi ke depan eranya makin digital. Aset tidak perlu lagi fisik seperti tanah dan gedung,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)