INVESTASI seharusnya untung. Tapi, ini malah buntung. Uang Rp 54,8 miliar hilang dalam waktu tiga jam. Bahkan, minus. Semua uang deposit habis. Padahal, setiap trading melalui robot Fahrenheit, dijanjikan selalu menang. Karena itu, WH melaporkan platform itu ke Polda Jatim.
WH sebenarnya bergabung menjadi member di Fahrenheit sejak Juli 2021. Ia gabung karena merasa platform itu sangat menguntungkan buatnya. Sebelumnya, ia pernah mengikuti trading robotauto trader lainnya, tapi keuntungan yang didapatkan tidak sebanyak yang dijanjikan Fahrenheit.
Ia mengenal trading robot Fahrenheit dari rekannya yang juga member platform lain. ”Klien saya sudah menjadi player (member trading, Red) sekitar dua tahun,” kata penasihat hukum WH, Elok Dwi Kadja, saat dihubungi Harian Disway kemarin (18/3).
WH mulai bermain robot trading awal pandemi virus Covid-19 melanda tanah air. Sejak itu, ia ketagihan bermain platform tersebut. Ia selalu mendapatkan keuntungan. Namun, setelah ia dikenalkan dengan trading robot Fahrenheid, hatinya langsung bergejolak.
Ia ingin mendapatkan keuntungan besar. Ia merasa pendapatan di beberapa trading robot lainnya belum maksimal. Padahal, ia sudah mengikuti beberapa platform. Sebab, persentase keuntungan dari modal yang diinvestasikan tidak banyak.
Fahrenheit menawarkan share profit dan keuntungan yang cukup tinggi. Operasional trading juga berbeda dengan platform lainnya. ”Platform lain hanya lima hari beroperasi. Kalau Fahrenheit tujuh hari. Sehingga, potensi keuntungan member menjadi lebih banyak,” papar Elok.
Awalnya, WH hanya menyetorkan uang Rp 30 juta. Keuntungannya mencapai 25 persen tiap bulan. Kondisi itu membuat WH makin tertarik dengan platform tersebut. Perlahan, ia mencabut uang miliknya di platform lain. Lalu, uang itu diikutkan ke Fahrenheit.
Uang itu disetorkan secara bertahap. Hingga nominalnya Rp 54,8 miliar. Sejak saat itu, ia tidak pernah menarik uang. Semua keuntungannya diputar terus. Tujuannya, keuntungan bisa berlipat ganda. Namun, hal yang tidak diduga terjadi.
Januari 2022, akunnya dibekukan. Sebab, ternyata platform itu belum berizin. Pun, di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur tentang trading robot. ”Padahal, saat itu baru saja klien saya top up uangnya besar-besaran,” paparnyi.
WH tidak langsung emosi. Ia masih berpikir positif. Sebab, ia mendapat informasi dari pengelola platform itu, uang member akan dikembalikan pada 7 Maret 2022. ”Klien saya ini bahkan kenal dengan owner-nya. Karena melakukan investasi paling besar,” tambah Elok.
Dua hari menjelang pencairan, aplikasi kembali beroperasi. Walaupun tanpa izin dan regulasi yang jelas dari pemerintah Indonesia. ”Trading-nya sempat main lagi. Tanggal 6 Maret 2022 itu masih untung 0,64 persen,” ungkapnyi.
Sehari berselang, masalah terjadi lagi. Robot trading lagi. Tapi, ia selalu kalah. Ia bermain pukul 17.00 sampai 20.00. Bahkan, saldonya sampai habis total. ”Padahal, Fahrenheit dijalankan robot trading yang sudah diatur. Maksimal kekalahannya 5 persen dari saldo per hari. Kalau sudah masuk batas itu, otomatis berhenti,” ungkap Elok.
Kondisi tersebut rupanya tidak hanya dialami kliennyi. Tetapi, terjadi di daerah lain di tanah air. Karena itu, dia berharap agar kasus itu menjadi atensi. Pasalnya, kerugian para korban sangat banyak. Diperkirakan, total kerugian seluruh member di Indonesia Rp 5 triliun. ”Semoga ini bisa cepat selesai,” tegas Elok. (Michael Fredy Yacob)