DISWAY Open Wushu Championship (DOWC) 2022 didukung penuh oleh Pemprov Jatim. Kejuaraan wushu yang digelar kali pertama secara tatap muka itu disambut dengan baik. Bahkan diangkat menjadi ajang perebutan Piala Gubernur Jatim.
“ Alhamdulillah disambut gembira oleh Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa, Red). Jadi itu juga sebagai bentuk apresiasi kepada para atlet,” jelas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jatim Pulung Chaesar, Kamis (17/3).
Ia berharap agar kejuaraan itu bisa membangkitkan kembali gairah olahraga masyarakat. Ajang kejuaraan serupa di cabang olahraga lain bisa mulai bergeliat. Mengingat selama dua tahun belakangan sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
Pulung menyadari bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan tidak sedikit para atlet terpaksa “puasa” gelar. Ajang kejuaraan tidak bisa digelar karena kebijakan PPKM. Baik dari pemerintah maupun pihak swasta.
Selain itu, pemerintah juga terkendala anggaran. Sebab APBD terkonsentrasi penuh pada kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19. “Kami justru sangat berterima kasih. Bahwa kami tidak bisa sendiri. Perlu bentuk kerja sama dengan berbagai pihak luar,” ungkap Pulung.
Ia pun berharap ajang kejuaraan DOWC 2022 bisa menjadi pemicu. Terutama bagi cabang olahraga lain agar bisa menggelar acara serupa. Pandemi Covid-19 tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak berbuat apa-apa.
Itu juga sesuai dengan misi Pemprov Jatim bahwa sudah saatnya Jatim bangkit. Namun, tentu saja semua harus sesuai perhitungan yang matang. Disiplin protokol kesehatan wajib menjadi panduan utama. “Keterbatasan tidak boleh jadi alasan untuk berhenti berbuat baik. Kebermanfaatan harus tetap jalan. Itu pesan langsung dari ibu gubernur,” ungkap Pulung.
Sementara itu, DOWC 2022 dipastikan bakal berlangsung dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Itu dipastikan setelah kunjungan dari petugas BPBD Kota Surabaya ke Graha Unesa, Rabu (16/3). Kejuaraan wushu yang digelar perdana secara tatap muka tersebut dinyatakan lolos asesmen Covid-19.
“Soal jaga jarak antar orang tidak perlu dikhawatirkan. Itu bisa diatasi,” ujar Sub Koordinator Kesiapsiagaan BPBD Kota Surabaya Widyo Nugroho yang tergabung dalam Satgas Penanganan Covid-19. Menurutnya, Graha Unesa sudah memenuhi persyaratan. Arena di lantai 4 yang seluas 50 x 60 meter itu kecil kemungkinannya menimbulkan kerumunan.
PENINJAUAN Satgas Covid-19 di Graha Unesa, Rabu (16/3). Gedung itu dinyatakan layak sebagai venue.
(Foto: Boy Slamet-Harian Disway)
Apalagi skema pertandingan juga sangat aman. Tempat bagi penonton dan pemain terpisah. Para penonton wajib menyaksikan pertandingan dari tribun di lantai 5. Tersedia 5 sekat tribun yang berkapasitas normal sekitar 4 ribu orang.
Namun, itu tak boleh terisi penuh. Mengingat Surabaya masih masuk PPKM level 2. Maka tribun hanya boleh diisi maksimal 75 persen dari kapasitas. Sedangkan di lantai 4 ada dua karpet untuk pertandingan.
Area itu harus steril dari penonton. Hanya ditempati oleh para atlet yang sedang bertanding. Juga para pelatih dan dewan juri. Sementara bagi para tamu ditempatkan di panggung. Jumlahnya pun akan dibatasi.
Sedangkan karpet tiga disediakan di lantai 3. Khusus bagi para atlet untuk menjajal lapangan. “Di tribun bisa aman maksimal 200 penonton setiap sekat,” lanjut Widya.
Ia juga meminta akses penonton harus benar-benar diatur. Tidak boleh ada yang bergerombol. Dan tentu saja wajib skrining memakai aplikasi PeduliLindungi. Dan harus jaga jarak selama berada di tribun.
Widya juga mengingatkan kepada para panitia untuk memaksimalkan pengaturan suhu ruangan. Mengingat di arena tersebut minim ventilasi. Sehingga alat pendingin ruangan harus difungsikan dengan baik. “Tetap boleh pakai AC tapi harus memperhatikan ventilasi,” jelasnya.