ISNU Jatim terus mendorong terwujudnya Jawa Timur sebagai pusat halal Indonesia. pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (PPH) kembali digelar. Kali ini di Bojonegoro, Minggu (20/3). Setelah sebelumnya menggelar kegiatan serupa di Malang, Madiun, Lamongan, dan Surabaya.
Sebanyak 100 orang pendamping dari Bojonegoro mengikuti pelatihan PPH di Aula SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro. Mereka dilatih untuk menjadi pendamping Usaha Mikro dan Kecil untuk mendapatkan sertifikasi halal melalui jalur self declare (pernyataan mandiri).
Ketua PW ISNU M. Mas'ud Said menyatakan, pelatihan ini merupakan upaya untuk meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan para pendamping proses produk halal. "Oleh karena itu para pendamping harus bersungguh-sungguh. Sebab, persoalan halal haram perlu penguasaan materi yang mumpuni dan pemahaman menyeluruh sehingga masyarakat khususnya umat Islam benar-benar mendapatkan suguhan halal dari produk-produk yang disertifikasi", paparnya.
Menurut Mas'ud, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Bojonegoro Anna Mu'awannah sudah sepemahaman terkait dengan pengarus utamaan isu-isu halal dalam kegiatan perekonomian masyarakat. “Saya ini 3 tahun menjadi ketua Dewan Riset Kabupaten Bojonegoro dan saya bukan orang asing di Bojonegoro. Nanti pencapaian pusat halal Jawa Timur bisa lebih cepat. Karena Presiden dan Wapres juga mendukung sepenuhnya,” imbuh alumni program doktoral Flinders University Australia ini.
Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah mendukung penuh penuh pelatihan yang diselenggarakan ISNU Jatim ini. Dia optimistis perkembangan perekonomian Bojonegoro dan Jawa timur akan terus membaik. Bidang halal, kata Anna, menjadi sumber ekonomi baru yang bisa menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Tahun lalu IPM kami mengalami kenaikan 0,55 persen yang itu menjadi terbaik keempat se-Jawa Timur. Tentu hal ini juga menjadi modal kami untuk mengakselerasi industri halal di Jawa Timur,“ ujar Bupati yang berglar doktor Manajemen Lingkungan dari Universitas Negeri Jakarta itu.
Kasi Bimas Kemenag Bojonegoro Abdullah Hafidz menjelaskan, selain umat Islam, produk-produk halal juga ditujukan kepada masyarakat non-muslim. Kemenag Bojonegoro akan menindaklanjuti program-program yang diinisiasi ISNU terkait isu halal melalui penyuluh-penyuluh halal yang ada di masing-masing kecamatan.
“Jika yang dikonsumsi bukan makanan halal, maka kemungkinan hidup susah itu semakin besar. Oleh karena itu, kami siap mendukung. Kami punya satgas halal juga yang bisa bergerak dengan penyuluh-penyuluh,” katanya. (*)