SENI bela diri apa pun memang selalu kaya filosofi. Begitu juga dengan wushu asal Tiongkok itu. Maka kejuaraan Disway Open Wushu Championship 2022 pun ingin menjunjung tinggi esensi nilainya.
Panitia menghadirkan desain logo khusus pada medali para juara. Baik yang memperoleh medali emas, perak, maupun perunggu. Logo tersebut dibuat oleh desainer muda Surabaya, Nathania Christiyanto.
Dia menghadirkan unsur kebudayaan Tionghoa pada semua bagian logo yang bulat itu. Unsur pertama adalah naga dengan beberapa sentuhan warna. Kepalanya diletakkan di bagian bawah dengan mulut terbuka. Lalu diikuti ekornya yang memanjang dan siklikal (melingkar-lingkar) ke atas.
Mulut naga itu terbuka. Dibalut dengan dua helai kumis merah di bawah mata. Sisi kanan terurai ke bawah dan sisi kiri terurai ke atas. Gelombangnya mirip simbol Yin dan Yang.
Tentu, Nia-sapaan karib Nathania Christyanto- juga punya alasan filosofis. Naga yang dipilih pun adalah Shen Long ( 神龙 ). Ia adalah simbol kekuatan pengendali alam demi kelangsungan hidup umat manusia.
“Naga itu saya kira nyambung dengan wushu. Tidak hanya menyimbolkan kekuatan saja,” ujar perempuan lulusan Desain Komunikasi Virtual dari Universitas Kristen Petra Surabaya, itu kemarin (22/3). Tetapi, imbuh perempuan yang juga chief designer Harian Disway itu, naga juga menyimbolkan ketangguhan dan keberanian untuk berlaku bijaksana.
Itu juga mengacu pada kebudayaan Tionghoa. Naga dianggap mewakili sikap yang bijaksana dan berwibawa. Selain itu, warna-warna pada bagian tubuh naga pun punya makna. Yakni terinspirasi dari semua jenjang yang ada di wushu.
Sekujur tubuh naga itu didominasi oleh merah yang menggambarkan keberanian. Sedangkan empat kakinya berwarna biru tua yang berarti menjunjung tinggi kedamaian. Lalu, beberapa bagian rambut di kepala sang naga diwarnai hijau sebagai simbol pertumbuhan.
Dari naga itu saja sudah menyimpan banyak makna. Jika diringkas akan ada satu harapan dari kejuaraan Disway Open Wushu Championship 2022. Yakni mengorbitkan para atlet wushu yang berjiwa kesatria.
Para atlet tidak boleh hanya kuat secara fisik. Tetapi juga harus punya kelengkapan mental. Seperti keberanian, menjunjung tinggi perdamaian dengan sportivitas, dan punya spirit untuk terus bertumbuh-kembang. Baik di dalam maupun di luar gelanggang.
“Jadi, harapannya ajang kejuaraan ini tidak untuk pamer hebat-hebatan. Tetapi juga untuk belajar bersama menjadi kesatria sejati dalam kehidupan,” terang perempuan 24 tahun itu. Untuk meraih juara memang tak mudah. Tetapi lebih tidak mudah lagi menjadi seseorang yang bersikap kesatria.
Nathania Christyanto, desainer medali Disway Wushu Open Championship 2022.(Foto: Dok. Nathania Christyanto)
Dalam logo itu, Nia juga menampilkan satu kata mandarin yang bertulisan: Wu ( 武 ). Letaknya persis di samping kanan kepala naga. Wu tersebut diambil dari suku kata pertama “Wushu”. Wu berarti ilmu perang atau seni bela diri. “Sengaja aku taruh situ untuk mewakili ajang kejuaraan ini,” ungkap Nia.
Naga Shen Long tersebut dilatarbelakangi warna sesuai jenjang juara. Yaitu kuning keemasan, perak, dan perunggu. Nia juga menghadirkan beberapa gumpalan awan. Ada yang biru muda dan putih.
Dua awan itu bermakna harapan. Atau juga bisa berarti cita-cita dan tujuan tertinggi para atlet. Yang semuanya itu hanya bisa dicapai dengan usaha yang keras. Tentu dengan banyak berlatih dan jauh dari keputusasaan. “Misalnya saja untuk mencapai kedamaian. Itu kan tidak bisa sembarangan,” tegas Nia.
Latihan perdana atlet Citra Satria Wushu Indonesia untuk penampilan pembuka Disway Wushu Open Championship 2022.(foto: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY)
Sementara itu, sasana Citra Satria Wushu Indonesia (CSWI) menyiapkan satu kejutan. Dipersembahkan saat acara pembukaan 25 Maret. Yakni dengan melibatkan puluhan atletnya untuk sebuah pertunjukan.