Diresmikan Hari ini, Pasar Turi Masih Sepi

Rabu 30-03-2022,04:00 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

PERESMIAN Pasar Turi Baru (PTB) mundur satu pekan lebih. Acara yang dijadwal 22 Maret, diundur siang ini (30/3) pukul 13.00. Peristiwa bersejarah itu tetap digelar meski situasi pasar masih sepi.

Ada 6.424 stan di gedung yang tuntas digarap pada 2014 itu. Stan milik pedagang lama mencapai 3.780 unit. Sedangkan 1.500 stan dimiliki pedagang baru. Tersisa 1.144 stan yang belum terjual.

Nyatanya banyak yang belum siap berjualan. Maklum, rencana pembukaan PTB sangat mendadak. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bisa mengurai benang kusut Pasar Turi yang terjadi sejak kebakaran besar 2007. Masalah-masalah mulai mencair di tahun pertamanya memimpin Surabaya.

PEKERJA memasukkan barang dagangan ke Pasar Turi Baru yang akan diresmikan Rabu siang (30/3/2022). (Foto: Julian Romadhon-Harian Disway)

Salah seorang pedagang, Irene Margaretha. sudah siap menyambut peresmian itu. Seluruh barang jualannya sudah tertata rapi. Namun stan di sekitarnya masih banyak yang kosong.

Irene memiliki stan strategis: tepat di dekat pintu masuk utama PTB.  Pengelola PTB dan pihak pemkot telah memintanya untuk memindahkan barang dagangan yang ditata di luar area stan. “Harus masuk ke stan. Pak Wali Kota mau datang,” ujar pedagang yang sudah menempati PTB sejak 2017 itu.

Dia bukan pedagang lama atau korban kebakaran Pasar Turi 2007. Namun ia berharap PTB bisa menjadi ikon baru perbelanjaan Surabaya dengan meneruskan reputasi Pasar Turi lama: pusat grosir terbesar di Indonesia Timur.

Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang menutup wajah PTB sudah dibongkar dalam sepekan terakhir. Dua jalan kembar sudah diaspal. Bagian tengahnya akan dimanfaatkan sebagai area parkir.

Irene bersyukur TPS yang dianggap sebagai sumbatan pasar itu sudah sirna. “Kalau ada TPS, orang tidak tahu kalau Pasar Turi Baru sudah buka,” jelasnyi.

Hampir semua stan di lorong tempatnya berjualan belum berpenghuni. Belum ada nama toko yang tertempel di bagian atas pintunya. Bahkan banyak yang menempelkan tanda bahwa stan tersebut disewakan.

Tokoh Pedagang Pasar Turi Kho Ping punya belasan stan. Tidak semuanya dipakai. Ia juga menyewakan stan yang sudah lunas dibeli. Menurutnya, ada banyak alasan yang membuat pedagang belum siap berjualan. “Rata-rata masih mencari modal kredit untuk jualan,” ujar pedagang elektronik, konveksi dan food court itu.

BAGIAN DEPAN Pasar Turi Baru sudah dirapikan. Sebelumnya tempat ini berdiri bangunan kumuh yang menjadi tempat penampungan sementara pedagang eks PasarTuri yang terbakar. (Foto: Julian Romadhon-Harian Disway)

Maklum. Pasar Turi vakum terlalu lama gara-gara masalah yang membelitnya. Mulai dari penipuan sertifikat hak milik strata title, pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), hingga Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang tidak sesuai dengan fisik gedung.

Permasalahan itu membuat pemkot enggan mengeluarkan izin operasional pasar. Makanya setelah tuntas dibangun pada 2014, pasar tidak segera difungsikan.

Baru di era Wali Kota Eri Cahyadi jalan keluar ditemukan. Pokoknya, pedagang barus bisa berjualan dulu. Persoalan hukum yang membelit pasar diurai sambil jalan.

Kho Ping juga masih menunggu kepastian pinjaman dari Bank Jatim. Pedagang hanya punya surat pemakaian stan. Kalau dijaminkan nilainya tidak seberapa.

Ia berharap pedagang tetap dapat sertifikat seperti yang dijanjikan PT GBP. Namun permintaannya itu terganjal aturan. Dalam perjanjian kerja sama antara pemkot dan PT GBP, pedagang tidak bisa memiliki stan tersebut. Setelah 25 tahun kontrak selesai, bangunan dan tanah PTB bakal jadi aset pemkot.

Tags :
Kategori :

Terkait