Kotributor Harian Disway Bud Wichers (kiri) berbincang dengan Vladimir, warga Ukraina yang mendampingi dari Kiev ke Kharkiv.-Bud Wichers/Harian Disway-
Keputusannya terdengar aneh karena cadangan duit Budi sudah sangat menipis setelah 9 hari di Ukraina. Ongkos ke Kharkiv harus dibayar mahal. Namun, jangan ragukan pengalaman Budi. Ia sudah 20 tahun di medan pertempuran.
Katanya, sangat bahaya jika cuma membawa satu mobil. Kalau rusak, ia bisa terjebak di Ukraina. Tak bisa pulang dan jadi sasaran tembak prajurit Rusia. Budi sangat memahami adagium: tidak ada berita seharga nyawa.
“If one breaks down in a war zone, you can not wait for someone to come to repair your car. And you might have to move quickly. No time to wait and sit to call for someone changes a tire or some other mechanical problem (Jika satu mobil rusak di medan perang, kamu tidak bisa menunggu seseorang untuk memperbaikinya. Tidak ada waktu untuk menunggu dan duduk untuk menelepon seseorang hanya untuk mengganti ban, atau masalah mekanik lainnya, Red)” jawab Budi panjang lebar, saat ditanya alasan membawa dua mobil.
Orang di Kharkiv juga tak mungkin meminjamkan mobilnya. Sebab, mereka juga sangat butuh kendaraan. Sebagian besar kendaraan dari Kharkiv sudah mengarah ke Kiev dan Lviv di wilayah barat.
Krisis bensin juga menjadi problem besar. Karena itulah Budi membawa banyak BBM aga bisa kembali ke Kiev. Gara-gara krisis BBM itu, banyak orang di Kharkiv tak bisa mengungsi ke kota yang jauh dan lebih aman.
Dalam keadaan krisis, Budi menyaksikan orang-orang saling berbagi. Tak ada yang serakah saat datang bantuan makanan, pakaian, atau perlengkapan harian lainnya. Mereka mengambil secukupnya.
Pasokan makanan Budi sebenarnya juga terbatas. Namun, itu tak ikut mengantre kentang itu. Ia tak mau jadi beban untuk rakyat Kharkiv yang sudah kelaparan. Enggak masalah. Saat pulang ke Surabaya nanti, Budi bisa tampil lebih sporty. Liputan perang sekaligus diet. Hihihi.. (*)
Gorky Park dan Lagu Wind of Change, baca besok…(*)