Teka-teki sang Maestro!

Sabtu 18-06-2022,19:48 WIB
Reporter : Bagus Aji
Editor : Yusuf Ridho

ZINEDINE Zidane sedang di persimpangan jalan. Hanya sedikit yang tahu, sang maestro sepak bola Prancis itu sedang berada di Qatar. Ia menggelar pertemuan bilateral rahasia dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Tsani sebelum menerima atau menolak jabatan sebagai pelatih Paris Saint-Germain (PSG).

Perundingan jelas alot. Bukan soal uang. Sebab, Zizou –panggilan Zinedine Zidane– ditawari gaji jumbo 28 juta euro per tahun oleh klub BUMN Qatar. Yang jadi persoalan justru rentang kendali tanggung jawabnya sebagai pelatih. Zizou ingin memegang otoritas penuh sebagai seorang manajer.

Zizou tidak mau pengalaman buruknya di Real Madrid terulang di PSG. Presiden Real Madrid mencla-mencle karena tidak konsisten dengan janjinya. Karena itu, meski sukses besar di Los Blancos, Zizou hanya ”sebentar’’ bertugas di Santiago Bernabeu, kandang Madrid.

Kalau saja PSG tidak melakukan hal ”gila” dengan memberikan sejumlah privilese kepada Kylian Mbappe, langkah Zizou sebetulnya mulus-mulus saja. Zizou ingin privilese Mbappe dicabut. Setidaknya, otoritasnya sebagai pelatih tidak bisa diganggu gugat manajemen, apalagi ”anak kemarin sore” seperti Mbappe.

Itulah persoalan besar yang membuat PSG kini ”vakum” pelatih setelah memecat Mauricio Pochettino beberapa hari lalu. Padahal, PSG butuh sosok untuk memimpin kampanye pramusim 2022/2023 yang sebentar lagi digelar.

PSG memang kaya raya. Namun, cara mereka mengelola klub mendapatkan kritik tajam dari berbagai klub, terutama soal privilese kepada Kylian Mbappe. PSG seolah-olah memandang Mbappe lebih besar daripada klub. Kini hak tersebut bahkan menjerat mereka. Ayo, pelatih mana yang mau otoritasnya kalah oleh pemain asuhannya sendiri.

Oleh karena itulah, emir Qatar mencoba berbicara dengan Zidane. Namun, sejak awal Zidane menegaskan, otoritasnya sebagai pelatih tidak bisa diganggu siapa pun. Itu landasan penting dalam bekerja. Zizou merasa ”terganggu” dengan privilese Mbappe yang punya wewenang memecat pelatih bila tak sejalan dengan keinginannya. Mengapa?

Zidane adalah maestro sepak bola. Ia sudah membuktikan diri sebagai pemain dan pelatih. Ia membawa Real Madrid back-to-back di Liga Champions. Belum ada lagi pelatih lain yang bisa begitu. Zizou juga mampu menangani alien seperti Cristiano Ronaldo di Real Madrid. Artinya, Zizou juga diyakini bisa mengatasi egoisme trio PSG, Lionel Messi, Neymar, dan Mbappe

Kehebatan itulah yang diincar PSG.   ”Tidak. Saya belum berbicara dengan Zidane. Tetapi, saya mengaguminya sebagai pemain dan pelatih. Ia menang tiga Liga Champions bersama Real Madrid, sesuatu yang diinginkan klub-klub Prancis. Saya ingin Zidane kembali mempromosikan Prancis,” ucap Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Seperti diketahui, Macron adalah salah seorang sosok di balik layar bertahannya Mbappe di PSG. Emir Kuwait sempat meminta tolong kepadanya untuk berbicara dengan Mbappe hingga akhirnya batal ke Los Blancos.

Kekaguman yang sama juga dilontarkan pelatih Madrid sekarang, Carlo Ancelotti.

Ancelotti mengenal dengan baik karena Zizou adalah mantan asistennya di Madrid pada periode pertama. Zizou juga adalah eks anak asuhnya di Juventus.

”Karena Zidane, pandangan saya tentang pakem dalam sepak bola pun berubah. Zidane adalah pemain pertama yang memberi saya peluang untuk mengutak-atik sistem dan bermain dengan cara berbeda,” ujar Ancelotti yang dilansir Sky Sports.

”Jadi, ketika saya punya Zidane di musim pertama saya bersama Juventus, saya mulai coba bermain dengan pakem dasar 3-4-1-2. (Alessandro) Del Piero dan (Filippo) Inzaghi di depan, Zidane satu baris di belakang,” papar pelatih yang akrab dipanggil Don Carlo itu.

”Di musim kedua, saya coba main dengan skema empat bek. Tetapi, saya tetap memasang dua penyerang di depan dan Zidane di posisi nomor 10. Harus diakui, Zidane mengubah cara pandang saya yang sebelumnya terpaku pada 4-4-2,” lanjutnya.

Berkat Zidane, Don Carlo sadar bahwa taktik itu luas. Ia juga mengungkapkan, masa-masanya melatih di Juventus membuatnya sadar bahwa sinergi antara strategi pelatih dan kemampuan pemain itu penting. Pengalaman itulah yang mengantarkannya pada kesuksesan terbaru setelah memenangi Liga Champions musim 2021/2022 bersama Real Madrid.

Dari sisi anak didik, juru gedor Real Madrid Karim Benzema juga mempunyai kedekatan dengan Zidane saat keduanya masih di Real Madrid.

”Persahabatan kami sangat erat,” kata Benzema kepada Le Quotidien ketika menjawab pertanyaan soal hubungannya dengan Zidane sebagaimana dikutip dari Diario AS.

”Hubungan persahabatan kami sudah berlangsung lama. Saya bertemu sebelum ia menjadi pelatih. Ia memberikan banyak pertolongan. Kami berbicara dan berdiskusi tentang sepak bola dan tentang kehidupan. Ia sudah seperti kakak saya, dan ia memberikan banyak sekali bantuan,” lanjutnya.

Kini dunia menunggu, apakah Zizou akan menjadi pelatih PSG atau tidak. Kuncinya sekarang ada di PSG. Maukah mereka ”merevisi” privilese Mbappe yang membuat semua pelatih terperangah itu. PSG terjebak oleh kebijakannya sendiri. Dan, Zizou tak mau terjebak dalam kebijakan ”gila” itu. Kita tunggu saja. (*)

Kategori :