AJI Santoso sempat berjanji, turnamen pramusim bertajuk Piala Presiden ini akan ia gunakan sebaik-baiknya untuk memberi kan kesempatan kepada semua pemain. Terutama pemain yang musim lalu belum bergabung dengan Persebaya. Kemampuan m ereka akan diasah di turnamen ini.
’’Ini kesempatan bagaimana pemain muda kami akan menghadapi para pemain berpengalaman,’’ kata Aji Santoso ke pada media ketika dimintai tanggapan soal Persebaya masuk grup neraka setelah drawing Piala Presiden 2022.
Nyatanya, pelatih Persebaya itu mengabaikannya. Jelas-jelas paling terlihat adalah bagaimana tak tergantikannya sosok Arizky Wahyu. Bek kanan jebolan Aji Santoso International Football Academy (ASIFA). Arizky mendapatkan kesempatan bermain 90 menit. Tanpa tergantikan.
Padahal , Persebaya punya stok bek kanan lainnya. Ada Catur Pamungkas. Jebolan Persebaya U-20 yang berkompetisi di Elite Pro Academy (EPA). Yang pada 2020 lalu turun mempersembahkan gelar juara.
Sebenarnya , tak ada alasan untuk tidak melakukan itu. Apalagi kalau memang Aji Santoso melihat Koko Ari Araya belum siap untuk main karena baru saja pulang dari timnas.
Sebenarnya Aji sudah bisa melihat bagaimana permainan Arizky ketika me lawan Bhayangkara FC. Dedel duel oleh para pemain Bhayangkara FC yang menyerang dari sisi kanan Persebaya.
Pun demikian ketika melawan Persib, Jumat malam, 17 Juni 2022. Arizky tidak hanya minim kontribusi dalam membantu penyerangan dari sayap. Tapi , pemain itu juga lagi-lagi sulit membendung serangan Persib. Jauh kualitasnya dari bek kiri Persebaya, Alta Ballah.
Tengok saja gol ketiga Persebaya. Yang membuat Persib melakukan kill the game lebih cepat. Gol itu lahir dari Arizky yang salah melakukan antisipasi. Dandy Maulana sudah telanjur bergerak ke kanan untuk mem - back up Arizky. Bola malah dibelokkan dan membuat Ciro Alves leluasa membawa bola dan mengeksekusi menjadi gol.
Entah apa yang ada di benak Aji. Apakah sedemikian tidak percayakah pada Catur? Kalau tidak layak , kenapa dikontrak?
Aji juga terkesan memaksakan memberi kan kesempatan kepada pemain trial - nya, Julian Mancini. Di laga perdana melawan Bhayangkara FC, pemain itu minim sekali kontribusi. Eh, di saat krisis –tertinggal satu gol– Julian kembali dimainkan untuk menggantikan Brylian Aldama. Hasilnya? Sama saja dengan saat bermain lawan Bhayangkara FC.
Masih banyak deretan pemain yang se harusnya diberi kesempatan bermain. Ada Dicky, Salman, Bramdani , dan lainnya.
Evaluasi pada kiper juga sepertinya tidak dilakukan. Andhika Ramadhani masih saja mendapatkan kesempatan. Padahal , Satria Tama juga sudah siap main. Ia bahkan pernah di turun kan saat Persebaya beruji coba melawan Putra Delta Sidoarjo.
Gol pertama Persebaya juga sebenarnya lahir dari ketidakcermatan Andhika. Ia terlambat kembali ke posisinya setelah gagal membendung bola crossing Ezra Wallian. Beberapa kali juga Andhika seperti tidak berkomunikasi dengan dua bek di depannya ketika melakukan antisipasi bola. (*)