SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebagai bentuk kepedulian kepada maestro ludruk, Cak Sapari, yang sedang terbaring sakit, komunitas ludruk The Luntas mengadakan pementasan charity. Dengan lakon Jas Ontang-anting.
Warung Mbah Cokro, 18 Juni 2022, dengan papan besar bertuliskan “Indonesia Masih Ada”. Ratusan orang memadati warung tersebut sebagai tanda bahwa kepedulian itu masih ada.
Kepedulian masyarakat terhadap Cak Sapari, maestro ludruk punggawa grup Kartolo CS yang terbaring sakit. Robets Bayoned dkk dalam The Luntas, membawakan lakon Jas Ontang-anting. Judul pementasan Kartolo Cs yang populer pada dekade ‘80an.
“Ibarat musik, kami meng-cover pementasan Jas Ontang-anting karya Kartolo Cs. Kemudian kami kembangkan sesuai karakter kami,” ujar Robets sebelum pentas. Mereka tampil dengan tujuan charity untuk Cak Sapari.
Jalannya pementasan pun kurang lebih sama dengan versi Kartolo Cs. Tokoh-tokohnya pun bernama sama: Kartolo, Sapari, Sokran, Kastini dan Basman. Bedanya, tak ada tokoh bernama Slamet, tokoh yang menjadi sasaran tipu daya Kartolo.
Pukul 19.30, pementasan dimulai. Roberts sebagai Kartolo dan Ipul Bayoned berperan sebagai Sapari. Kartolo tertarik dengan jas yang dikenakan Sapari. “Aku nyelang jasmu. Diluk ae. Tak gae ketemu karo wong pangkat,” ungkap Kartolo. Ia meminta jas Sapari untuk dipinjam sebentar, katanya untuk bertemu dengan orang berpangkat.
Mulanya, Sapari tidak mau meminjamkan jasnya karena akan dipakai hajatan. Namun Kartolo yang terlanjur mengenakan jas tersebut, mengancam akan berguling-guling. Sapari terpaksa menyerahkannya.
Kartolo berujar bahwa jasnya akan dikembalikan, namun akan dititipkan pada Sokran. Kartolo menyuruh Sapari mengambilnya di sana. “Lho, koen sing nyilih kok aku sing mbok kongkon njupuk nang omahe Sokran?,” tanya Sapari. Ia heran, Kartolo yang meminjam jas tapi ia yang disuruh mengambil jas miliknya di Sokran.
Adegan selanjutnya, Sapari bertengkar dengan istrinya, Kastini. Dia menyuruh suaminya untuk mengambil jas tersebut, karena akan digunakan untuk hajatan.
Sedangkan Kartolo pergi ke rumah Sokran untuk meminta uang. “Aku njaluk duitmu, jas iki cekelen,” ujar Kartolo pada Sokran. Ia meminta uang dengan cara “Meminjamkan/memegangkan” jas itu. “Oalah. Nek jas e tak cekel, koen tak ke'i limangatus ewu,” jawab Sokran. Ia menyerahkan uang 500 ribu pada Kartolo setelah jasnya “Dipegang”.
Namun setelah Sokran memintanya, keributan terjadi.Karena Sokran tak mau membayar 500 ribu untuk mengambil kembali jas miliknya.
Kartolo datang, seakan hendak “Meluruskan”. “Cak Sokran, aku gak nyilih duitmu. Aku njaluk duitmu limangatus ewu. Lha jas iku cekelen,” ujarnya. Kartolo berkata bahwa ia tak meminjam uangnya. Melainkan meminta uangnya dengan “Memegangkan” jas itu pada Sokran.
“Iyo, tapi jas wes tak cekel, koen tak ke'i limangatus ewu. Berarti endi duitku?,” tanya Sokran. Ia menagih uang 500 ribu. “Lho, jase wes mbok cekel?,” tanya Kartolo. Ia bertanya, apakah jasnya sudah “Dipegang” oleh Sokran?. “Sudah,” jawab Sokran. “Lho, yowes nek wes mbok cekel. Saiki balekno. Wong jas iku nggone Sapari,” ujar Kartolo. Ia meminta Sokran mengembalikan jas tersebut pada Sapari setelah “Memegangnya “.
Tentu saja masalah semakin rumit gara-gara tipu daya Kartolo. Namun kisah penuh canda itu membuat semua orang tertawa.
Dalam pementasan tersebut, donasi diletakkan dalam sebuah wadah bambu berukuran besar. Donasi ditujukan untuk Cak Sapari yang kini sedang dirawat di RS Soewandhi. Cukup banyak donasi yang berhasil dikumpulkan. Proses perhitungan akan dilakukan usai pentas.