SURABAYA, HARIAN DISWAY, Univesitas dr Soetomo (Unitomo) rupanya masih belum puas dengan kuliah kerja nyata (KKN) tematik di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Batu, beberapa waktu lalu. Sebab, kegiatan itu sangat singkat. Hanya sepuluh hari. Padahal, banyak potensi luar biasa di desa tersebut.
Misalnya, potensi wisata yang mengusung kearifan lokal. Juga, pengelolaan ekoenzim. Karena itu, kampus yang berdiri pada 1981 tersebut akan menjadikan Dusun Jeding sebagai desa mitra (dulu adalah desa binaan). Dengan demikian, Unitomo bisa selalu melakukan pengembangan di desa itu.
Rektor Unitomo Siti Marwiyah akan mengeluarkan penetapan Desa Junrejo sebagai desa mitra. Hari ini, 1 Agustus 2022, surat keputusan (SK) rektor dikeluarkan. ”Senin kami sudah keluarkan SK-nya. Jadi, bisa langsung jalan,” kata Siti kepada Harian Disway, Minggu, 31 Juli 2022.
Nantinya, ketika desa tersebut menjadi binaan Unitomo, para dosen dan mahasiswa bisa menjadikan desa tersebut sebagai objek penelitian. Misalnya, ekoenzim yang saat ini dikembangkan masyarakat setempat. Ekoenzim itu berbahan dasar kulit jeruk. Juga, sampah organik lainnya.
”Di sana kulit jeruk sangat melimpah. Sejak KKN tematik mahasiswa kami kemarin, masyarakat di sana mulai mengembangkan ekoenzim. Dosen dan mahasiswa bisa melakukan penelitian dan melakukan kajian ilmiah terkait ekoenzim itu,” tegasnyi.
REKTOR Unitomo Siti Marwiyah ditemui di kampus Unitomo beberapa waktu lalu.-Michael Fredy Yacob-
Selama ini, belum ada penelitian dan kajian ilmiah terkait ekoenzim. Masyarakat setempat hingga saat ini sekadar mencoba. Belum diketahui secara pasti, khasiat yang terdapat dalam ekoenzim yang telah dibuat.
”Saya memang mendengar bahwa ekoenzim itu bisa dijadikan sabun mandi, sabun cuci piring, bahkan bisa menyembuhkan luka pada hewan. Ini sangat menarik jika dilakukan penelitian lebih dalam. Karena itu kan alamiah. Tanpa ada kandungan zat kimia,” paparnyi.
Unitomo juga ingin mengembangkan potensi wisata di daerah tersebut. Dengan mengusung tema kearifan lokal. Pun, wisatawan yang datang diharapkan bisa melakukan kajian ilmiah apa pun di daerah tersebut.
”Kalau banyak yang melakukan penelitian dan kajian ilmiah, akan lebih baik. Jadi, akhirnya Junrejo menjadi tempat wisata edukasi. Itu juga yang akan menjadi daya tarik untuk wisatawan. Kami ingin mencoba melakukan pendekatan ilmiah,” tambahnyi.
Saat ini total sudah ada empat desa mitra Unitomo. Yang dilakukan Unitomo pertama adalah melakukan aksi. Setelah itu, barulah melakukan penetapan desa mitra. ”Biasanya kan penetapan dulu, baru jalan. Kalau kami, jalan dulu, baru penetapan. Seperti di Junrejo. Kami lihat potensinya sangat bagus, lalu kami tetapkan,” tegasnya. (*)