Kisah pencarian orang tua Tim van Wijk menemui banyak dinding penghalang. Ada upaya pengaburan fakta agar Tim tak tahu kisah sebenarnya. Sepertinya, kisah itu dianggap aib keluarga.
-- Kekasih Tim, Sumi Kasiyo, menuliskan detail perjalanan mereka di Indonesia melalui kembali.reislogger.nl. Salah satu artikelnyi menceritakan pertemuan Tim dengan Bibi Candra. Dia adalah saudari ibu kandung Tim, Elya Rosani Tim Hiraeth. Selama ini Candra-lah yang merawat Elya. Sampai dia meninggal karena penyakit komplikasi yang dideritanyi pada Maret 2021. Dalam pertemuan di rumahnyi di Salatiga, Bibi Candra memegang tisu kusut yang berkali-kali dipakai mengelap air mata. Tatapannyi nyaris tidak berpindah dari Tim. Tim ingin sekali menanyakan banyak hal. Namun, sang bibi banyak menghindari hal yang dianggap terlalu sensitif. Bagi Tim, bisa bertemu sang bibi yang merawat ibunya adalah hal yang melegakan. Akhirnya ia bisa bertemu dengan keluarga yang memiliki hubungan darah dengannya. Namun, yang ia cari bukan hanya itu. Tim berhak tahu sejarah hidupnya. Sepahit apa pun akan ia terima. Ia tak mau hidup dalam kebohongan. Sama dengan Olvi Jasinta, Sumi, dan Bob Schellens yang ditulis di seri sebelumnya. Atau para pencari kebenaran lain yang sedang mencari akarnya (Mijn Roots) di Indonesia. Namun, sang bibi benar-benar tertutup. Tim pun menyimpan pertanyaan itu untuk lain waktu ketika situasinya lebih tenang. Saat itu, yang mereka tahu Bibi Candra adalah satu-satunya kerabat dari sang ibu yang bisa ditemui. Mereka bertemu sang Bibi lagi di kemudian hari. Kali ini Tim dan Sumi membelikan pakaian untuk sang bibi dan kedua anaknyi. Mereka juga butuh televisi. Jadi, Tim dan Sumi menyewa mobil yang sedikit lebih besar untuk berbelanja bersama. Mereka juga mampir makan siang ke salah satu warung bebek. Saat itu Rudi, salah seorang anggota tim investigasi Mijn Roots, mencari informasi tentang kakak dan adik Tim secara diam-diam. Rudi berbicara dengan salah seorang anggota keluarga yang tepercaya. Dari pembicaraan itu, ia mendapati bahwa kakak lelaki dan kakak perempuan Tim masih hidup. Bahkan, Rudi mendapatkan alamat dan nomor telepon mereka.Foto bersama keluarga besar Tim van Wijk. Terdapat Ernest dan Emy beserta istri, suami, dan anak-anak mereka. -Sumi Kasiyo for Harian Disway- Informasi itu sampai juga ke Sumi. Dia kaget sekaget-kagetnya. Selama ini yang mereka tahu kakak Tim sudah tiada. Ia pun memberi tahu Tim soal temuan besar tersebut. ” Schat, ik moet je vertellen dat Rudi je broer en zus heeft gevonden. Hij heeft zelfs hun adres en telefoonnummer! Maar we moeten dit even voor ons houden voor je tante ,” tulisnyi dalam artikel berjudul Plot Twist . Artinya, Sayang, aku harus memberitahumu bahwa Rudi menemukan saudaramu. Ia bahkan memiliki alamat dan nomor telepon mereka! Tapi, kita harus merahasiakannya dari bibimu. Sumi melihat mata Tim hampir melotot karena kaget dan gembira. Di sisi lain, ada perasaan kesal karena Tim merasa dibohongi. Sebelum mengetahui fakta itu, Tim telah berjanji kepada Bibi Candra untuk mentransfer sejumlah uang bulanan untuk biaya hidupnyi. Ia juga akan mengurus batu nisan dan peringatan 100 hari kematian ibunya. Mereka sudah merencanakan membeli batu nisan setelah makan siang. Sumi duduk di kursi paling belakang bersama penerjemah: Ben. Tim duduk di antara bibi dan keponakannya di tengah mobil. Huibert, saudara tim yang mendokumentasikan perjalanan Tim, duduk di sebelah Rudi yang mengemudikan mobil.
Emy, Tim van Wijk, dan Ernes nyekar di kuburan ibu mereka di Salatiga.-Sumi Kasiyo for Harian Disway- Ben berbisik ke Sumi: Sebaiknya mereka pergi dan mencari nisan serta tidak membuat keputusan apa pun. Sebab, pencarian saudara laki-laki dan perempuan Tim adalah prioritas. Sumi mengangguk setuju. Lebih baik diam daripada rencana mereka gagal total. Begitu sampai di toko nisan, ternyata mereka tutup. Sumi lalu mengobrol dengan Tim dan Huibert ke samping dan memberi tahu apa yang disarankan Ben. Akhirnya diputuskan, mereka harus pulang dan membicarakan hal itu lebih dalam. Mereka harus memproses informasi penting itu dengan baik dan kepala dingin.
Kelopak mawar memenuhi makam Elya Rosani, ibu Tim van Wijk.-Sumi Kasiyo for Harian Disway- Semua fakta harus disatukan. Mereka telah mendengar berbagai cerita yang satu sama lain tidak cocok. Salah satunya tentang saudara Tim yang dibilang sudah tiada. Rupanya mereka masih hidup. Mereka adalah Ernes dan Emy. Dua kakak Tim. Beberapa saat kemudian, Rudi kembali dengan kabar bahwa Ernes akan datang ke hotel dan ingin bertemu Tim. Tim dan Sumi saling memandang dengan terkejut. Rumahnya sangat dekat, bisa ditempuh dalam waktu 5–10 menit. Mereka lebih terkejut lagi. (Salman Muhiddin) Berkumpul di Makam Ibu . BACA BESOK!