SURABAYA, HARIAN DISWAY -- Selambu putih tersingkap, lima manusia dalam sorot lampu biru. Nglangut, mistis. Menari berputar, bergerak. Tangannya menggapai tanah, mencakar, kemudian terentang. Layaknya burung rajawali.
Itulah adegan pembuka Wali Raja Rajawali, pementasan karya Emha Ainun Nadjib. Memfigurkan Ibu Pertiwi sebagai suatu persona yang memiliki anak-anak: aku, kamu, kita. Panggung aktualisasi kegelisahan Emha tentang politik.
Adegan dalam pementasan Wali Raja Rajawali-Julian Romadhon-Harian Disway-
“Wali Raja Rajawali adalah satu bulatan makna. Cara melihat Indonesia dengan sudut pandang berbeda,” ujar Emha. Pementasan tersebut adalah bagian dari perayaan 16 tahun BangbangWetan, yang diadakan di Tugu Pahlawan, pada 23 September 2022.
“Sumpah Pemuda 1928, hanya mencantumkan bangsa, bahasa dan tanah air. Lupa menyebut 'Negara'. Makanya menjalankan negara kelira-keliru terus,” ujarnya lantas tertawa.
Pementasan itu dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. ”Ini tontonan yang membawa tuntunan,” kata Khofifah. (Guruh Dimas Nugraha)
Emha Ainun Nadjib saat pementasan Wali Raja Rajawali-Julian Romadhon-Harian Disway-
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Cak Nun.-Julian Romadhon-Harian Disway-