Setelah selesai dinas pun mereka tetap tidak bisa bertemu bebas karena sedang PSBB/PPKM. ”Ya sudah kami menghabiskan komunikasi lewat pesan singkat karena kesibukan masing–masing. Tidak lama saya malah pindah tugas ke Kalimantan Tengah. Jadi LDR deh. Komunikasi tidak tentu karena kesibukan jadwal jaga yang berbeda–beda,” bebernya.
--
Namun halangan itu malah membuat mereka mantap untuk menikah. Mereka merasa saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara keduanya justru dapat saling mengisi.
Selain itu ada dukungan yang sangat luar biasa dari kedua keluarga, terutama orang tua. Belum lagi banyak kerabat yang mendukung dan menguatkan.
Selama berhubungan itu, dr Steven bisa melihat kemandirian istrinya. ”Dia perempuan yang punya jiwa petulang, pantang menyerah, sangat gigih dalam mencapai tujuan. Itu yang saya kagumi darinya,” ujar dr Steven.
--
Sementara dr Tiara menyukai dr Steven dari semangat kerjanya, rajin, penyabar, dan selalu mengutamakan orang terdekatnya lebih dulu.
Karena itu ketika sudah menjadi suami istri, mereka tetap ingat dengan prinsip tentang cinta yang harus memberikan hal positif untuk masing–masing. Saling memberikan ruang untuk saling tumbuh bersama–sama dan menjadi orang yang lebih baik. ”Semoga pernikahan kami langgeng,” tandas dr Steven. (Heti Palestina Yunani)