Khofifah Siapkan IKI untuk Hadapi Krisis Pangan

Kamis 13-10-2022,06:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Tomy C. Gutomo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ada ancaman baru yang mulai mengintai dunia. Tentu hal itu akan dirasakan oleh Jawa Timur. Setidaknya akan ada tiga ancaman yang akan dihadapi. Yakni: krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan bahkan berpotensi terjadinya resesi dunia. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada upacara peringatan Hari Jadi Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi, Rabu, 12 Oktober 2022.

Bahkan, International Monetary Fund (IMF) menyebut ancaman itu semakin nyata. Lembaga keuangan internasional itu juga mengingatkan bahwa, akan ada risiko awan gelap ekonomi di 2023 nanti. Negara yang menyumbang ekonomi terbesar dunia akan mengalami kontraksi.

Untuk menghadapi kondisi tersebut, Khofifah menyiapkan tiga strategi khusus. Inisiatif, kolaborasi, dan inovasi (IKI).

“Di hari jadi Jawa Timur ke-77 ini saya mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk mengembangkan kembali daya inisiatif kita, daya kolaborasi kita, dan daya inovasi kita di tengah zaman yang terus bergerak,” kata Khofifah 

IKI dinilai Khofifah cukup ampuh menghadapi kondisi global. Asalkan diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan di seluruh bidang kehidupan. Mengingat pergerakan gagasan, jasa, barang, perdagangan, data dan informasi baik antarkota, antarbangsa, dan negara adalah keniscayaan umat manusia.


Tari Gandrung dari Banyuwangi meramaikan upacara Hari Jadi ke-77 Jatim di Grahadi.-Boy Slamet-Harian Disway-

Di peringatan HUT Jatim itu, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era presiden Abdurahman Wahid itu menjelaskan, sejak 2019, mendapatkan 198 penghargaan. Tingkat regional, nasional, dan internasional.

"Berbagai capaian keberhasilan pembangunan juga kita raih melalui kekuatan komitmen dan rasa kebersamaan serta kegotongroyongan dalam menghadapi setiap permasalahan dan tantangan," ucspnyi.

Dia juga menceritakan, Jawa Timur juga semakin memperkuat predikatnya sebagai provinsi lumbung pangan nasional. Hal itu karena keberhasilannya dalam meraih status sebagai provinsi dengan produksi padi terbanyak di Indonesia. Sebesar 9,94 juta ton gabah kering giling.

Juga berkontribusi dalam menyumbang beberapa komoditas. Seperti jagung, cabe rawit, bawang merah, mangga, dan pisang. Juga komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam.

Dalam hal pertumbuhan ekonomi inklusif, ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menurunnya angka kemiskinan. Di periode Maret 2021 - Maret 2022 penurunan kemiskinan Jatim sebanyak 391.400 jiwa (28,3 persen). Itu merupakan capaian penurunan tertinggi di semua provinsi di Indonesia. 

Penurunan kemiskinan tersebut seiring dengan meningkatnya status kemandirian desa. Di 2021 sebesar 697 desa mandiri. Kini, di 2022 menjadi 1.490 desa mandiri. Angka itu, meningkat 113,77 persen. 

”Berbagai capaian dan prestasi tersebut menjadi penyemangat bagi seluruh rakyat Jawa Timur untuk bisa lolos dari situasi global yang penuh ketidakpastian. Dengan segenap kemampuan yang kami miliki, Jawa Timur optimis bangkit,” katanya. (Michael Fredy Yacob)

 

Kategori :